Saya jadi teringat di tahun 2011, saya menemukan buku menarik karya Kishore Mahbubani berjudul "Asia Hemisfer Baru Dunia".
Buku ini menceritakan pengamatan dan prediksi penulis tentang kebangkitan Asia yang diistilahkannya sebagai gerakan "March to Modernity".
Kebangkitan Asia akan membawa angin segar menuju perubahan dunia ke arah yang lebih baik, dunia universal yang lebih etis, lebih stabil dan lebih damai. Prestasi tertinggi peradaban manusia dicapai tidak hanya ketika bangsa-bangsa menghentikan perang, tetapi ketika bangsa-bangsa itu mencapai prospek zero untuk perang. Begitulah kurang lebih isi dari buku ini. Sepertinya saya perlu membaca ulang buku itu, banyak prediksi yang akhir-akhir ini terbukti.
Jika kita cermati, pelaksanaan Asian Games kali ini bisa dikatakan identik dengan angka “18”. Iya..kebetulan angka ini adalah angka favorit saya, karena angka tersebut adalah tanggal ketika Ibu saya berjuang melahirkan saya ke bumi ini (*intermezo sedikit ya) .
Asian Games yang ke-18 ini jatuh pada tahun 2018 dan dibuka pada tanggal 18 Agustus, kolaborasi angka yang indah.
Saya jadi teringat dengan Dr. Wayne Dyer dalam suatu talkshow-nya beliau mengatakan tentang angka 18. Angka 18 didefinisikannya sebagai “being at one with infinite” simbol kekuatan yang tak terhingga, kebesaran Tuhan YME.
Semoga ajang perhelatan akbar Asian Games kali ini dapat menjadi momentum kebangkitan kekuatan Asia untuk kehidupan dunia yang lebih baik.
Tentunya segala sesuatu dimulai dari diri sendiri, berbenah diri, introspeksi diri, terlepas apakah kita orang Asia, Afrika, Amerika, dll atribut apapun itu, karena pada dasarnya kita semua sama-sama makhluk penghuni Bumi, tempat tinggal kita yang perlu kita jaga sebaik-baiknya agar kehidupan tentram dan damai.
“We are One, We are Love”
saya suka lirik lagunya Agnez Mo ini