Mohon tunggu...
Win Wan Nur
Win Wan Nur Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya adalah orang Gayo yang lahir di Takengen 24 Juni 1974. Berlangganan Kompas dan menyukai rubrik OPINI.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gayo, Surga Kopi Dunia di Mana Teori Relativitas Einstein Menemukan Pembuktiannya

15 Februari 2016   13:10 Diperbarui: 15 Februari 2016   13:40 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di Isak, ketika saya masih berumur 5 tahun. Almarhum Tgk. Ashaluddin kakek saya pernah bercerita. Dulu ketika beliau sudah berusia remaja. Di kampung kami di Kute Rayang yang berbatasan dengan hutan, terjadi peristiwa alam yang menggemparkan. Siang berlangsung begitu singkat, ketika matahari sedang bersinar terang alam tiba-tiba berubah gelap. Harimau yang malam hari biasa masuk ke kampung mulai datang mencari mangsa. Sanak kerabat kami ketakutan karena mengira dunia segera kiamat. Tapi ketika semua berubah menjadi gelap ternyata malam tidak berlangsung lama, cuaca kembali terang. Harimau yang sudah keburu masuk ke kampung, bingung, blingsatan dan dengan panik berlarian kembali ke hutan. Sebagaimana orang zaman dahulu, mereka tentu tidak pernah mencatat tanggal terjadinya peristiwa itu.

Banyak kerabat kami yang sampai meninggalnya tidak pernah memahami kalau peristiwa yang mereka alami saat itu sebenarnya adalah peristiwa Gerhana Matahari Total yang terjadi pada tanggal 9 Mei 1929.

Hal yang bahkan tidak diketahui oleh almarhum kakek saya adalah pada tahun itu dibanding di semua wilayah di planet bumi yang terpapar Gerhana Matahari Total, di Gayo lah fenomena itu terjadi paling sempurna.

Bertahun-tahun sebelumnya, ketika sanak kerabat saya di Kute Rayang sedang melakukan kegiatan sehari-hari. Ke sawah dan melepaskan kerbau di pagi hari. Di Eropa, Erwin Finlay-Freundlich sedang menyiapkan rencana untuk berpergian ke Tanoh Gayo.
Pagi 9 Mei 1929 ketika almarhum kakek dan kerabat saya pulang mandi dari Sungai di Isak sana. Di Takengen, di kota terbesar Gayo yang terletak tepat di tepi danau Lut Tawar (kemungkinan besar di Buntul Kubu) Finlay-Freundlich sedang sibuk menyiapkan teleskop dan segala peralatan pendukungnya.

Saat suasana mulai temaram seperti ketika matahari akan mulai tenggelam. Ketika Harimau dari hutan sedang mengendap-endap hendak masuk ke Kute Rayang. Di Takengen, tangan kanan Einstein ini sedang menunggu dengan jantung berdebar memfokuskan peralatannya ke arah matahari yang sebentar lagi akan mengalami Gerhana Total.

Ketika alam tiba-tiba menjadi gelap, ketika sanak kerabat saya di Kute Rayang sedang bertasbih, bertahmid dan bertakbir dan beristighfar karena mengira dunia sudah kiamat. Di Takengen, Erwin Finlay-Freundlich dalam waktu paparan hanya antara 14 hingga 90 detik dengan luas cakupan foto antara 3 x 3 derajat hingga 7,5 x 7,5 derajat berhasil mengambil Tujuh buah lempeng foto Gerhana Matahari Total paling presisi yang pernah ada sepanjang sejarah.

Dan hasilnya Teori Relativitas Einstein benar. Matahari ternyata memang melengkungkan ruang-waktu disekitarnya sedemikian rupa sehingga bahkan seberkas cahaya pun tidak bisa memilih selain bergerak dalam lengkungan kosmos tersebut.

Ketika alam kembali benderang, ketika sanak saudara saya di Kute Rayang bernafas lega, ketika para Harimau yang bingung dan blingsatan lari kocar-kacir ke dalam hutan. Erwin Finlay-Freundlich berangkat ke kantor telegram, mengirimkan berita ke Eropa,melaporkan hasil pengamatannya. Lalu esok paginya seluruh dunia pun gempar.

Selanjutnya, hasil pengamatan di Takengen ini pun menjadi catatan penting menjadi bahan diskusi para ilmuwan paling hebat di kolong langit dan dibahas berulang-ulang.

Salah satu hasil bahasan itu adalah kalimat berbahasa Jerman yang saya post di awal tulisan ini. Yang artinya kurang lebih seperti ini.

Hasil ekspedisi Potsdam untuk mengamati gerhana matahari pada tanggal 9 Mei 1929, di Takengen (Bagian Utara Sumatera). 5. Komunikasi. Tentang pembelokan cahaya di medan gravitasi matahari. Dengan 13 ilustrasi. (Diterima 25 Juli 1931)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun