Mohon tunggu...
Winra Wahyudi Sianturi
Winra Wahyudi Sianturi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Dakwah Dan Peninggalan Peradaban Islam Nusantara Di Barus

28 Mei 2023   09:23 Diperbarui: 29 Mei 2023   11:48 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemudian setelah itu, ia melanjutkan ke Pasai untuk menyebarkan Islam disana. Dari keterangan terakhir memberi tahu bahwa Barus merupakan wilayah yang mula-mula menerima Islam, tetapi umat Islam di sana tidak menghasilkan atau tidak membentuk sebuah kekuasaan atau kerajaan Islam sebagai kekuatan politiknya, tetapi masyarakat Islam di Peureulak lah yang sukses mencapai kekuatan politik Islam pertama di Nusantara (Drakard, 2003).

4. Jejak Peniggalan Peradaban Islam di Barus

  • Prasasti Makam Mahligia

Kompleks Makam Mahlligai terletak disekitar Km 5, dari kecamatan Barus Utara, lebih tepatnya di Desa Aek Dakka. Komplek merupakan pemakaman terbesar bila dibandingkan dengan yang lainnya. Luasnya sekitar 3 hektar dan sekitarnya terdapat perkebunan karet. Komplek makam ini terletak di perbukitan. Nama makam Mahligai berasal dari kata "Mahligai" yang artinya sama dengan istana kecil pada zaman dahulu. Kemudian disebutlah kompleks ini sebagai "Makam Mahligai" (Pasaribu, Dokumen Tapanuli Tengah).

Batu nisan yang ada di Makam Mahligai memiliki bentuk cukup beragam dan variatif, ini hamper sama dengan yang ditemukan pada makam-makam lain di wilayah Barus. Variasi bentuk nisan yang ada di Makam Mahligai dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe, yaitu:

a. Bentuk pilar/tiang bersisi delapan atau oktagonal dengan motif hias utama bunga Teratai, motif bunga, dan kaligrafi Arab. Jenis batu semacam ini mempunyai mahkota yang bentuknya seperti bunga Teratai.

b. Batu nisan tiang silinder di mana puncak atau mahkotanya berbentuk Teratai. Jenisnya polos, tetapi sebagian di antaranya berhiaskan motif kerawangan bertema sulur-sulur yang dikombinasikan dengan motif geometri.

c. Bentuk nisan pipih bagian atas dipotong dengan lengkung-lengkung kecil, dengan kesan bergerigi.

d. Bentuk nisan berupa potongan papan batu yang pipih dengan bagian atasnya melengkung, seperti bentuk lunas kapal atau lengkung gaya Persia. Motif hiasnya bertema tumbuh-tumbuhan dan bunga dipahat dengan rancangan tertentu (Hakim, 2019).

Masyarakat sekitar meyakini bahwa makam tersebutlah, para pedagang dari Arab yang menyebarkan Islam di Barus dan menjalin perdagangan antara pribumi hingga kebagian Samudrai Pasai. Makam sebagai historis bahwa Islam pernah ada di Kota Barus pada Abad ke-6 Masehi. Kalimat iman dan syahadat merupakan prasasti yang paling dominan yang ditemukan di Barus karena dimakam Mahligai terdapat kalimat syahadat di Makam Mahligai.

  • Prasasti Makam Tuan Makhdum

Area pemakaman Tuan Makhdum berada di Kecamatan Barus, di Desa Patupangan, di kaki perbukitan yang landau. Bentuk nisannya sama dengan batu nisan di Makam Mahligai. Dibandingkan dengan nisan-nisan di Aceh, maka nisan termasuk dalam tipologi B2 atau tipe G menurut Othman. Pada tipe ini bentuk dasarnya adalah balok empat persegi, bahu cenderung datar atau sedikit ditinggikan, kepala berundak satu atau lebih, hiasan pada bagian kaki dan pinggangnya biasanya geometris dengan bunga disetiap sudutnya. Kaligrafi atau prasasti dipenuhi pada sisi kanan-kiri-atas-bawah, dan tengah nisan (Soedewo, dkk, 1971).

Adapun prasasti yang terdapat pada masing-masing batu nisan adalah sebagai berikut: Pertama, pada nisannya, yang baru bisa dibaca sementara yaitu kalimat la ilaha illallah, Muhammadurrasulullah (Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah) di bagian seluruh sisinya. Kalimat yang sama juga terdapat pada nisan. Kedua, pada nisan prasasti bertuliskan (mlik al-mulki" al-jalli wa alikrm; yang memiliki kekuasaan, memiliki kebesaran dan kemuliaan) sedang pada nisan lain, prasasti bertuliskan (inn fatan laka fatan mubin; sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata) (Hakim 2019).

  • Prasasti Makan Papan Tinggi

Makam ini terletak di atas bukit dengan ketinggian kurang lebih 720 M dia atas permukaan laut. Di atas perbukitan ini terdapat tanah yang datar sekitar 20 x 15 M. Di lokasi tanah inilah terdapat delapan makam, dan hanya satu yang ada inskripsinya berbahasa Arab. Makam ini barangkali terpanjang yang ada di Barus, bahkan mungkin di Indonesia dengan diameter sekitar 8,15 M, dan tinggi nisannya 135 cm. Diperkirakan tokoh yang dimakamkan ini adalah seorang sufi bernama Syekh Mahmud yang tertera dalam inskripsinya (pinem, 2018).

Tidak semua makam diberi tanda batu nisan dan tidak berukirkan batu alam. Bentuk batu nisan menggunakan jenis batuan granit putih berbintik hitam yang menunjukkan batu nisan yang berasal dari Barus. Batu nisan penanda kepala makam berbentuk pipih dengan bagian kepala berupa lingkaran. Sementara batu nisan penanda kaki makam berbentuk pipih dan bagian kepala dipahat bergelombang. Tipologi nisan yang ada di makam ini adalah berbeda dengan nisan yang ada di Aceh. Batu nisan ini lebih bercorak kepada tipe surya majapahit yang ada di Jawa. Bila dilihat dari jenis kaligrafinya, maka inskripsi yang ada pada kompleks makam ini bercorak sulus (Amelia, 2017).

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan mengenai dakwah Islam di Kota Barus yang disebut sebagai pintu masuknya Islam pertama di Indonesia. Barus yang merupakan sebuah wilayah yang mula-mula menerima oleh datangnya Islam. Setelah itu, menuju ke wilayah lain, seperti ke peureulak dan Pasai. Walaupun Kota Barus sebuah wilayah yang mula-mula menerima datangnya Islam. Akan tetapi, umat Islam di Kota Barus tidak membentuk atau menghasilkan kekuasaan (kerajaan Islam) sebagai kekuatan politiknya. Akan tetapi, masyarakat di Peureulak lah yang sukses dalam mencapai kekuatan politik Islam pertama di Nusantara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun