Mohon tunggu...
Winra Wahyudi Sianturi
Winra Wahyudi Sianturi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Dakwah Dan Peninggalan Peradaban Islam Nusantara Di Barus

28 Mei 2023   09:23 Diperbarui: 29 Mei 2023   11:48 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengenai masuknya Islam ke Indonesia ada suatu kajian yakni seminar ilmiah yang diselenggarakan pada tahun 1963 di Kota Medan, yang menghasilkan beberapa hal sebagai berikut:

  • Pertama kali Islam masuk ke Indonesia pada abad 1H/7 M langsung dari Arab.
  • Daerah pertama yang dimasuki Islam adalah Pesisir Sumatera Utara. Setelah itu masyarakat Islam membentuk kerajaan Islam Pertama yaitu Aceh.
  • Para dai pertama mayoritas adalah para pedagang. Pada saat itu disebarkan secara damai. (Al-Usairy, 2003).

Berdasarkan pendapatkan tersebut peneliti mencari tau sebab Kerajaan Silam berada di Aceh namun ajaran Islam itu sendiri belum ada kepastian didalamnya. Pendapat lain masuk dan tersebarnya agama Islam didaerah Pesisir Sumatera Utara, sangat mungkin sudah didahului oleh singgahnya para pedagang muslim memasuki wilayah ini sejak abad ke-7 dan ke-8. Selanjutnya, daerah lain yang juga disinggahi oleh pedagang muslim adalah Perlak sebagai mana dicatat oleh Marcopolo seorang musafir dari Vanesia (Muhsin, 2018).

Dalam berbagai sumber menyebutkan bahwa Islam sebelum didakwahkan ke Aceh mula-mula datang menepak di Barus yang juga wilayah yang juga pernah menjadi kekuasaan Aceh. Hanya saja perlu dinyatakan bahwa Barus tidak pernah menjadi kerajaan Islam apalagi sebuah kekuatan politik Islam. Hanya ada dua kerajaan Islam pada awalnya, yakni Peureulak dan Pasai, selanjutnya Aceh Darussalam. Proses pencarian samudra untuk mewujudkan perintah seperti yang dimaksud Nabi SAW dalam mengembangkan dakwah menjadi tujuan utama dan mereka singgah di beberapa tempat.

Informasi adanya kunjungan Barus secara langsung oleh pedagang Cina masa lampau dan India mencari dammar atau kapur barus yang paling tinggi mutunya. Sekitar abad 10 ada bukti menimbulkan kesan bahwa pedangang dari Timur Tangah mendatangi langsung Barus dan mencari dammar (kapur Barus) tersebut (Muhsin, 2018 dan Drakard, 2003).

Pada pertengahan abad ke-8 M, Syarif Mekkah di zaman Khalifah Harun al-Rasyid bertitah dan menyiapkan sebuah kapal dari Jeddah yang dinahkodahi oleh Syekh Ismail bersama dengan Fakhri Muhammad (pernah menjabat sebagai Raja di Malbar) untuk menyiarakan Islam di Samudra. Kapal yang disiapkan tersebut dimaksudkan mula-mula singgah di Fansuri Barus.

Syekh Ismail dan rombongan turun kedaratan beberapa saat. Kemudian, mereka menemukan beberapa orang untuk didakwahi disana serta meminta sekaligus mengajarkan mereka untuk membaca Alquran. Setelah dakwahnya selesai di wilayah Barus, Syekh Ismail meneruskan perjalanan mencari Samudra, tetapi mereka singgah terlebih dahulu di Bandar Peureulak Aceh.

3. Penerapan Barus sebagai Lokasi Penyebaran Islam Pertama di Indonesia

Penetapan berangkat dari peresmian Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo. Atas dasar kajian yang intensif dan permintaan masyarakat, Presiden menetapkan dan meresmikan Tugu Titik Nol Islam Nusantara. Menurut Hendri Susanto Tobing, Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, pemerintah daerah menyiapkan kehadiran Presiden Jokowi untuk meresmikan titik nol menjadi peradaban penyebaran agama (bukan hanya Islam) di seluruh Indonesia yang dimulai dari kota Barus.

Dijelaskan pada sejarah bahwa penyebaran agama-agama di Indonesia, terutama Islam, Nasrani, Hindu, dan Buddha dimulai dari Barus. Khusus untuk muslim, sebagai bukti penyebaran Islam adalah Situs Mahligai dan Situs Papan Tinggi yang menyebarkan Islam kira-kira pada abad ke-5 M. Diikuti perkembangan selanjutnya yang masuk melalui Timur Tengah melalui kabupaten Tapanuli Tengah ke suluruh Nusantara. Keterangan dan sekaligus argumentasi penetapan titik nol Islam di Barus.

Menurut satu keterangan, proses masuknya Islam di Barus khususnya, Sumatera, dan Nusantara pada umumnya terkait erat dan diawali dari perjalanan oleh para pedagang Arab yang singgah di Barus.  Peristiwa tersebut sudah dimulai sejak zaman Nabi Muahammad SAW, yaitu orang pedagang Arab yang pergi berdagang ke Cina Tiongkok dan mereka kebanyakan singgah di Bandar Barus terlebih dahulu. Contohnya kisah seorang pedagang Arab yang bernama Wahab bin Abu Kasbah dan rombongannya. Ingin melakukan perdagangan ke Cina dan mereka singgah di pulau Morsala, yang letaknya di pantai Sibolga kota madya yang ada di kabupaten Tapanuli Tengah.

Keterangan lain juga menyatakan, yaitu dari Kitab Sejarah Melayu, yang menyebutkan bahwa Syekh Ismail yang berasal dari Mekkah, Khilafahnya di Madinah ingin menuju Samudera Pasai, tetapi tidak tahu persis kawasan tujuannya. Ia memilih untuk singgah terlebih dahulu di Bandar Barus dan memperkenalkan Islam kepada masyarakat Barus tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun