Mohon tunggu...
Wini Nur Azizah
Wini Nur Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Savior, Pahlawan Lingkungan Kebanggaan Masjid Salman

5 Juli 2024   21:38 Diperbarui: 5 Juli 2024   21:38 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Label warna sampah Savior | Sumber: Data internal Savior

Berbicara mengenai pendanaan, Lulu menerangkan bahwa hingga kini Rumah Amal Salman adalah sumber dana utama untuk seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Savior. Selain itu, mereka juga mendapatkan sumber dana dari pengelolaan sampah yang dilakukan. Kendati demikian, Savior tidak menutup kemungkinan bagi siapa saja yang ingin memberikan dukungan baik berupa uang maupun infrastruktur yang dapat menunjang kegiatan-kegiatan tersebut.

Sekarang, mari kita masuk ke dalam perjalanan kaderisasi Savior. Dalam konteks kaderisasi, Savior sangat memperhatikan pembekalan bagi para calon Rangers yang telah mendaftar melalui open recruitment yang mereka buka setiap tahun. Tahun 2024 ini, Savior melaksanakan pembekalan bagi para pendaftar dengan tema #BersamaTumbuhDanMenumbuhkan. Melalui pembekalan tersebut, diharapkan tidak hanya diri Rangers saja yang 'bertumbuh'. Akan tetapi, mereka juga dipersiapkan untuk dapat menjadi edukator yang turut menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

"Kita mengharapkan setiap anggota itu bisa tumbuh di Savior. Gak cuma tumbuh, tetapi juga mau menumbuhkan (komunitas) Savior-nya. Makanya sayang kalau cuman sampai kamu aja," ujar Lulu.

Savior juga tidak menuntut anggotanya untuk paham segala hal tentang sampah, cukup ketahui potensi mereka dari isu lingkungan, lalu lihat di bagian mana potensi tersebut dapat dikembangkan dalam Savior. Dengan demikian, siapa saja yang berusia 15 tahun ke atas dapat bergabung bersama Rangers lainnya. Tanpa terbatas latar belakang sosial-ekonomi, budaya, maupun agama.

Sebagai komunitas yang melaksanakan kegiatan dalam lingkungan Masjid Salman ITB, tentu saja kita tidak dapat melewatkan bagaimana respon dari para jama'ah masjid terkait keberadaan Savior. Dalam wawancaranya bersama penulis pada Minggu (7/4), Ibrahim, salah satu jama'ah Masjid Salman ITB, mengungkapkan bahwa dirinya sangat mengapresiasi dan mendukung pergerakan dari Savior. Menurutnya, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Salman itu, belum ada yang memperhatikan lingkungan, terutama dari segi pengelolaan sampah dan kebersihan. 

Syahril juga menyatakan hal yang serupa. "Kalau Masjid Salman nggak ada Savior sebagai unit yang menangani pengelolaan sampah, itu sudah pasti sampahnya hancur. Karena Savior itu bisa dibilang sebagai pahlawan Masjid Salman perihal penanganan sampah. Penyelamat lah," ungkapnya.

Anilawati Nurwakhidin, staf divisi kampanye zero waste Yaksa Pelestari Bumi Berkelanjutan Bandung (YPBB Bandung) dalam wawancara bersama penulis pada Selasa (16/4) menerangkan bahwa, Savior sampai saat ini begitu konsisten dalam melakukan kegiatannya perihal pengelolaan sampah. Meskipun hal tersebut terbilang cukup sulit dilakukan bagi sebuah komunitas. 

"Savior tuh gercep dalam melaksanakan kegiatan, jadi walaupun mendesak mereka bisa mewujudkan sesuatu. Kalau lihat dari medsosnya, kelihatan gerakan-gerakan yang cukup konsisten lah ya, kaya pengelolaan sampah di masjid. Nah itu kan sesuatu yang gak banyak digarap ya, tapi (Savior) sampai bikin sistem piket segala macam dan bisa berjalan secara rutin, itu tuh gak gampang banget buat ngewujudin di sebuah kegiatan relawan yang akhirnya rutin sampai sekarang."

Anilawati juga menambahkan, menurut cerita yang ia dengar, Savior pernah mendapatkan pembinaan dan juga dipercaya oleh salah satu bagian dari Kementerian Lingkungan Hidup, menurutnya itu bukti bahwa sebuah konsistensi untuk melakukan hal yang tidak biasa bahkan rumit akan dihargai oleh pihak-pihak lain. 

Sedikit informasi, ada satu hal yang paling menarik perhatian penulis dari Savior. Hal tersebut adalah tagline mereka, yaitu #DariMasjidUntukBumi. Penulis dibuat bertanya-tanya akan latar belakang serta makna dari tagline tersebut. Menjawab rasa penasaran penulis, Lulu menjelaskan bahwa tagline tersebut diangkat untuk menanamkan prinsip dalam diri anggota dan para relawan bahwa Masjid merupakan 'mercusuar hebat yang menjaga bumi'. 

Salim juga mengatakan bahwa dalam ajaran Islam, banyak bertebaran dalil baik di Quran maupun Hadits yang menunjukkan bahwa Islam itu peduli pada alam. Oleh karena itu, dari masjid-lah upaya-upaya untuk menjaga bumi harus mulai disebarkan. Masjid yang merupakan tempat berkumpulnya umat Islam harus bisa menjadi contoh. "Dari Masjid Untuk Bumi kiranya berarti masjid dan umatnya harus bisa memberi kontribusi untuk memakmurkan bumi," tambahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun