Mohon tunggu...
Windy Puji Astutik
Windy Puji Astutik Mohon Tunggu... Freelancer - Windy Puji Astutik

Life my own Live

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Romansa Cinta Ala Remaja Tahun 1990-an

26 Februari 2018   21:27 Diperbarui: 27 Februari 2018   08:28 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Itu kata yang bisa kudengar sebagai kata yang paling menyakitkan dari banyak kata-kata buruk lainnya yang biasa Beni ucapkan ketika dia marah. Kalau aku benar pelacur, mungkin tak masalah, tapi aku bukan !!!" (pdf/halaman 94)

Sebenarnya Beni adalah orang yang penyayang, namun rasa ingin memiliki Beni sangat tinggi dan inilah yang membuat Milea merasa terkekang. Beni selalu berpikir pendek sebelum bertindak dan ini membuat Milea tidak nyaman. Tokoh lain yang memiliki peran penting disini adalah Kang Adi. Kang Adi merupakan mahasiswa ITB semester 5 yang merupakan guru bimbingan Milea. Ayah Milea meminta Kang Adi untuk membimbing Milea dalam belajar supaya Milea juga bisa masuk ITB seperti dirinya padahal Milea sebenarnya ingin masuk ke Universitas Padjajaran. Namun selama ini selain membimbing Milea, ternyata Kang Adi juga menyukai Milea dan berusaha mendekatinya. Ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini:

"Ayah tidak tahu bahwa di balik kegiatan Kang Adi membimbingku selama ini adalah untuk melakukan pendekatan kepadaku......" (pdf/halaman 289)

Tidak hanya Kang Adi saja yang berusaha mendekati Milea, Nandan yang merupakan ketua kelas di kelas Milea juga berusaha mendekati Milea. Nandan selalu berusaha memiliki momen bersama Milea seperti makan di kantin, sekedar membaca buku di kelas, dan juga mencari kesempatan untuk ngobrol dengan Milea membahas tentang kelas, karena Milea adalah sekertarisnya. Pada saat Milea berulang tahun, Nandan memberikan Milea kado berupa kado boneka beruang. Dan Nandan berkata di pdf halaman 66 bahwa dia memberikan Milea boneka supaya Milea bisa memeluknya ketika tidur.

  "Kadonya boneka, biar apa coba?" ......

   "Biar kalo tidur, kamu bisa memeluknya." (pdf/halaman 66)

            Tokoh Piyan, Wati, Rani, Anhar, Susi dan Akew merupakan teman-teman sekolah Dilan dan Milea. Piyan, Wati, dan Rani memiliki watak protagonis yang dapat kita lihat bahwa di suasana sedih atau gembira mereka selalu menemani Dilan dan Milea. Sedangkan Anhar, Akew, dan Susi dapat digolongkan sebagai tokoh antagonis yang dapat dilihat bagaimana cara mereka memperlakukan Milea di warung Bi Eem. Susi dan Anhar pernah menghina Milea ketika di warung Bi Eem yang dapat dilihat pada pdf halaman 310. Tokoh orang tua seperti Bunda Dilan, Ibu Milea, dan Ayah Milea memiliki watak protagonis.

            Alur yang digunakan pengarang pada novel ini adalah alur mundur. Di novel ini, Milea yang sedang duduk di ruang tengah akan menceritakan tentang kisah masa lalunya di tahun 1990. Novel ini dibuka dengan perkenalan diri sang tokoh Milea dan juga penjelasan keluarganya serta cerita bagaimana dia bisa pindah ke Bandung dan tinggal di sebuah rumah di Jalan Buah Batu. Bagian kedua novel menceritakan tentang bagaimana ia bertemu dengan Dilan sang peramal. Milea bertemu dengan Dilan di jalan menuju sekolah dimana Dilan meramal bahwa ia akan bertemu dengan Milea di kantin. Setelah bagian perkenalan dan kejadian setelahnya, novel akan masuk dalam babak penanjakan ketika Dilan salah paham terhadap Nandan. Dilan mengira bahwa Nandan dan Milea berpacaran padahal sebenarnya tidak. Setelah babak ini, masuklah pada babak klimaks ketika Milea dan Beni bertengkar di sebuah warung di kota Jakarta. Anti klimaks dalam novel ini adalah ketika Milea dan Beni putus. Pada saat inilah Milea sudah bebas dari pelukan Beni yang kasar dan kekanak-kanakan. Milea pun mulai bebas dalam mengekspresikan cintanya kepada Dilan. Tahap penyelesainnya adalah ketika Milea dan Dilan sudah resmi berpacaran setelah mengalami banyak tantangan dan cerita.

            Pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama. Ini dapat kita lihat bahwa Milea merepresentasikan dirinya sebagai tokoh "aku". Dapat kita lihat dalam kutipan berikut:

            "Namaku Milea. Milea Adnan Hussain. Jenis kelamin perempuan...." (pdf/halaman 13)

            Latar tempat pertama adalah sekolah. Dikarenakan Dilan dan Milea adalah siswa SMA, banyak kejadian-kejadian yang terjadi di sekolah, seperti di kantin, di lapangan upacara, dan juga di aula sekolah ketika Dilan mengikuti tes seleksi cerdas cermat. Berikut adalah kutipan tentang penjelasan tersebut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun