Mohon tunggu...
windy anggunseprianti
windy anggunseprianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - cerpen adalah sebagian dari hidup

life is about a journey accompanied by gratitude

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengintip Kelebihan, Kekurangan, serta Moral Value Apa Sih yang Terdapat dalam Senioritas

6 Maret 2022   20:55 Diperbarui: 6 Maret 2022   20:58 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

S E N I O R I T A S

Ditulis oleh : Windy anggun seprianti

Hai,

Kenalin aku Ametta safira,kerap disapa safira. Aku adalah salah satu murid baru di salah satu sekolah menengah atas yang ada di Bekasi. Pada waktu itu,disekolah sedang diadakan Masa Orientasi untuk para calon siswa baru. Segerombolan Siswa dan Siswi yang berasa satu tingkat di atas mereka atau bisa di bilang Kaka Kelas merasa paling keren dan paling pantas di takuti karena sudah menjadi Siswa di sekolah itu terlebih dahulu dan tak menutup kemungkinan mereka akan mem-bully anak anak baru.

Singkat cerita,ditengah tengah masa orientasi berlangsung, ada 3 orang murid sekolah itu berjalan dengan angkuh di hadapan adik kelasnya. mereka terlihat sangat senang karena semua adik kelasnya menunduk takut.

"Apa dek liat-liat? berani, sama kita?!" teriak seorang murid bernama Keyla pada Siswa yang memandang mereka.

"Anak baru aja belagu," setelah mengatakan itu geng itu pun berlalu pergi dari hadapan para siswa baru.

Sudah bukan hal tabu lagi, jika murid baru harus menghormati seniornya. Namun, tak sedikit dari mereka yang salah mengartikan, mereka malah menggunakan hal ini sebagai ajang bullying dan seperti sudah menjadi 'tradisi' turun menurun.

*Di Koridor Sekolah

Seorang Siswi berjalan membawa buku-buku tebal yang diminta oleh seorang guru, ia berpapasan dengan ketiga seniornya di koridor sekolah. Safira lah namanya.

"Eeh anak baru ya?" tanya seorang Murid bernama Vita yang tak lain adalah geng Keyla.

"Aduh, masih anak baru aja belagu. gak ada takutnya sama kaka kelas,"  kata Cyndi menimpali.

"Aduh guys kasian deh, masa gak kena bully sih Anak baru" kata Keyla dengan memasang wajah sedihnya lalu diiringi tawa kedua temannya.

"Maaf, Kaa. Saya beneran buru-buru,lagi pun saya ga melakukan apa apa dari tadi" jawab Siswi itu tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"oh, udah berani ya sama kita? Songong bat lo bocah prik" Cyndi mengeluarkan suara cempreng miliknya.

"Kalo iya kenapa? Lagian kita sama sama manusia juga ngapain takut? Ortu saya kah kalian? Sama sama makan nasi kan? Kaga Tuhan juga pan? Jadi ngapain takut " tanya Siswi itu.

"Nama lo siapa? gak tau kita ini siapa?" kata Keyla.

"Safira. Kenapa emang? Kayanya ga penting juga tau kalian siapa lagian ga ada kontribusi juga kalian dalam hidup saya. Kalian bukan bagian dari hidup saya jadi ga tau dan gamau tau" kata Siswi bernama Safira itu.

"gak sopan ya lo sama kita. Asal lo tau kita bertiga ini kaka kelas lo tau ga," kata Cyndi sambil mendorong Safira, sehingga buku-buku yang ia pegang terjatuh.

"Kakak ngomongin sopan. Emang kakak udah ngerasa sopan sama adik kelas atau yang lain? Nih liat,apakah mendorong atau main tangan merupakan satu hal yang bisa di katakan sopan? Ngantuk ya kak? Kalo mau orang sopan itu ya kudu sopan dulu sama orang lain. Ini kaga, saya dari tadi gada ngapa ngapain cuma mau lewat doang di todong ngomongin sopan ga sopan " Kata Safira sambil mengambil buku yang terjatuh dan menekankan omongannya.

"What? To The What,what?" teriak Keyla and the geng bersamaan.

"Ga salah denger nih dek? Sejak kapan ada aturan harus sopan sama adik kelas?" Kata Vita sambil tertawa.

"Makin ngaco sih, mimpi trooos!! Jangan berkhayal kalo ada aturan senior harus berlaku sopan ke junior ya dek" teriak Keyla.

Safira bangkit dan menatap satu persatu orang-orang dihadapannya.

"Dasar manusia gak tau peraturan, harusnya kalian sadar. Senior bukan berarti raja! jadi gak usah sok keras! Jangan mentang mentang kalian senior jadi kalian bisa seenaknya. Ngerasa percuma si kak kalo sekolah tinggi tinggi tapi Cuma bisa ngebully dan isi otak kosong" teriak safira membuat ketiga orang di hadapannya saling lirik.

"Ih apaan sih lo? sok ngegas segala dasar bocah prik." kata Keyla marah.

"Apa lo bilang? Otak kosong?! Berani lo ngomong gitu ya ke kita dasar gatau diri lo jadi junior" ucap cyndi emosi

"kenapa gak boleh ya?" tanya Safira sambil berkacak pinggang.

"jelas gak boleh, orang seniornya tuh kita! Jadi cuma senior yang berhak ngegas juga lo ga berhak ngomongin kita otak kosong ya anak kecil. Tau apa si lo disini? Lo Cuma anak baru jadi jangan sok belagu" teriak Cyndi.

"oh jadi harus senior dulu baru bisa sombong gitu? Kakak ni gada kah niatan mau keluar dari lingkaran setan bully mem-bully yang udah turun menurun? Atau karna kakak pernah di bully juga makanya mau balas dendam? Sorry kak salah orang" ucap safira sambil menatap mereka satu persatu

perdebatan sengit itu terus terjadi sampai datang seorang guru,yang bernama bu Willa melerai perkelahian mereka, dan membawa mereka ke ruang BK.

*Di Ruang BK

"Coba ceritain ke ibu,kalian ini ada apa?kok ribut-ribut segala itu loh" kata seorang guru Wanita di hadapan mereka yang tak lain adalah bu Willa.

"Maaf bu, tapi mereka yang mulai duluan" Adu Safira pada bu Willa tersebut sambil menunjuk Ketiga kaka kelasnya.

"lah kok kita duluan? lo aja kali yang gak sopan sama kita. Coba aja lo sopan sama kita dan ga banyak bacot pasti ga bakalan kaya gini" kata Vita menggebu.

"heh, sudah-sudah. Ibu Cuma minta coba ceritakan ada apa?" tanya bu Willa.

Safira menjelaskan semuanya dari awal secara  panjang lebar dan membuat bu Willa percaya bahwa ketiga seniornya ini sangat sangat gila hormat. Setelah itu Safira di persilahkan masuk kelasnya kembali, sedangkan ketiga siswi tadi masih di tahan di ruangan BK.

"Kalian ini, di sekolahkan orang tua kalian. bukan untuk menjadi preman, kalian itu di beri pendidikan untuk menjadi orang yang berguna bukan di suruh membully. Kalian disekolahkan dengan membawa besar harapan orang tua kalian dirumah,yang berharap anaknya menjadi orang berpendidikan. Ini malah kalian disini mem-bully anak anak lain. Senior bukan berarti berkuasa, ini adalah sekolah dimana semua murid memiliki hak yang sama,toh kalian juga sama sama sama berstatus siswa disini ga ada hak kalian untuk mem-bully anak anak yang posisinya satu tingkat dibawah kalian. Atau kalian dulu dapat perlakuan seperti ini dari kakak kakak kalian sebelumnya? Jadi ibu minta,cukup sampai disini aja kasus bullying yang kalian lakukan ya. Ibu ga mau denger lagi ada dari kalian atau yang lain mem-bully. Dan sekarang ibu minta keyla,vita dan cyndi untuk berjanji agar tidak melakukan hal seperti ini lagi,dan jika ibu dengar dikemudian hari kalian seperti ini lagi,konsekuensi yang kalian dapat adalah kalian akan di skors. Dan yang bikin ibu ga nyangka,ternyata kalian bertiga sangat gila hormat ya" ucap bu Willa panjang lebar.

"Baik bu,kami berjanji untuk tidak mem-bully siapapun lagi" ucap mereka bertiga secara serempak sambil menundukkan kepala

Lalu ibu menyuruh ketiganya untuk kembali ke kelas setelah berjanji tidak akan seperti itu lagi.

*Back to Koridor-lapangan

"Dasar kang adu, liat aja ya gua gak terima!" kata Keyla mencak-mencak.

"yaudah si key, lagian ada benernya juga kali. kita aja gak pernah di giniin sama kaka kelas kita. terus, sekarang ngapain kita ngebully anak orang? Ngerasa ga si apa yang kita lakuin sekarang tu ga guna. Cape doang key,mending kita belajar bener bener dan ga usah ngurusin hidup siapapun lagi kaya gini" kata Vita.

"mereka tuh gak tau apa-apa tentang kita. harusnya mereka itu takut sama kita tau gak? Karna kita lebih dulu selangkah dari mereka yang masuk sma ini" Keyla masih kekeh tak ingin di nasehati.

"terserah lo aja deh key yang penting gue udah ngasih tau lo harusnya gimana, gue sih gak mau ikutan lagi kaya gini dan sorry,gue keluar dari geng lo" Vita berjalan meninggalkan teman-temannya.

Cyndi melihat kepergian temannya dan menatap Keyla, "sorry to say,tapi apa yang di bilang Vita barusan ada bener nya juga dan maaf key, gue keluar dari geng ini key" ia juga berjalan meninggalkannya sendirian.

"Haha, kasian bat deh. makannya jangan sok keras, bossku jadi tunggal kan. Lagian si aneh mau nyenggol kok bawa pasukan. upss maaf kakak senior" ledek Safira sambil berjalan melewati Keyla.

"Awas aja ya lo,gua gak terima!" ucap keyla sarkas

"mau apa kak? bales dendam? Safira ni kak senggol dong hahahah siapa takut" tantang Safira.

semua orang menatap Safira dan Keyla yang bertengkar di tengah lapang.

Dengan rasa malu dan emosi menggebu yang menyelimuti dirinya,keyla berjalan meninggalkan lapangan sekolah dengan terburu-buru, ia berjanji sampai kapanpun untuk membalaskan ini kepada safira suatu saat nanti.

"awas aja lo safira gue ga terima dan ga akan tinggal diam,lo udah buat gue malu dan gue yakin lo bakalan dapet lebih dari ini sebagai konsekuensinya,"ucap keyla dalam hati

 Sementara disisi lain safira masih menikmati masa orientasi hingga hari ketiga dan sejak itu pula ia tak pernah bertemu keyla lagi,entah keyla tak ingin lagi berurusan dengannya atau mungkin memikirkan cara untuk membalaskan dendamnya pada safira.

-END-

KEKURANGAN DARI

 - S E N I O R I T A S -

  • Ending yang menggantung
  • Kurangnya pengenalan masing masing tokoh
  • Lebih cenderung menggunakan bahasa bahasa masa kini sehingga sedikit membingungkan
  • Cenderung membahas pertikaian
  • Sedikit bingung dengan perpaduan bahasa dan alur.

KELEBIHAN DARI

- S E N I O R I T A S -

  • Menceritakan tentang senioritas yang mungkin relate terjadi di seluruh sekolah dan kampus.

MORAL VALUE YANG TERDAPAT DARI

-S E N I O R I T A S -

  • Jangan jadi orang yang gila hormat
  • Senior memang berada satu tingkat lebih tinggi namun bukan berarti bisa seenaknya
  • Jangan jadi manusia yang egois dan ga mau mendengarkan omongan orang lain
  • Jangan jadi orang pendendam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun