1.   Membeli dari penjual yang butuh uang
2.   Membeli saat developer lagi promo
3.   Membeli di saat ekonomi lagi lesu
Dengan tiga tips di atas, kita bisa dapat harga miring.
Membeli rumah dengan cara KPR banyak keuntungan. Pertama KPR memiliki jumlah angsuran flat ( tetap) selama jangka waktu. Padahal nilai uang berubah sepanjang waktu dan nilai rumah akan terus naik dari waktu ke waktu. Artinya ke depan, jumlah angsuran tetap itu akan menguntungkan dari sisi nilai uang ( value money). Misalnya sekarang angsuran Rp 3 juta terasa berat, seiring waktu,dengan kenaikan gaji, pengaruh inflasi, Â di tahun ke-5 saja, nilai segitu akan terasa ringan dan mungkin hanya senilai Rp 1 juta sekarang. Sebaliknya, nilai property sepanjang sejarah di Indonesia belum pernah mengalami penurunan, Jadi dengan angsuran yang semakin ringan, nilai asset kita malah bertambah naik.
Saran saya, jika telah memiliki uang, segerakan membeli rumah. Karena yang pasti, jumlah penduduk semakin hari semakin bertambah, tapi luas bumi kita tetap. Pikirkan saja korelasinya.
Alhamdulillah, akhirnya kami bisa membeli rumah sesuai yang kami inginkan, dengan lokasi yang bagus, hanya berjarak 15 menit dari kantor suami, 30 menit dari kantor saya, dekat tempat jualan, akses mudah, lingkungan nyaman dan harga yang miring. Angsuran KPR?, tidak lebih dari 30 % gaji. Mau lebih rendah lagi, cukup naikkan DP-nya.
Seiring perjalanan waktu, kami diberi rezeki lagi dari yang Kuasa. Yup, tanda-tanda kehadiran si buah hati mulai terlihat. Bersyukur sekali, Allah menghadirkannya di saat kami telah mapan secara batin maupun secara financial. Memang benar ya, segala sesuatu hadir pada waktunya, Dia yang paling tahu kapan kita siap.
Kehadiran seorang anak, sedikit banyak merubah struktur keuangan kami. Dari yang dulu cukup memikirkan kebutuhan berdua, sekarang bertambah kebutuhan untuk bayi, dan ditambah pengasuhnya. Awalnya saya kaget sekali, tak disangka ternyata kebutuhan bayi begitu banyaknya. Mulai dari susu, popok, pakaian sampai mainan. Karena ada penghuni baru, saya pun membutuhkan bantuan seorang asisten rumah tangga di rumah ( ART). Pos pengeluaran bertambah untuk gaji dan untuk makan tentu saja. Di bulan pertama sempat kedodoran juga. Untungnya, karena selama ini kami sudah memiliki pos-pos pengeluaran yang pasti, menjadi tidak sulit untuk menyesuaikannya. Hanya perlu menggeser alokasi saja.
Alokasi dana untuk makan di luar dikurangi, dimasukkan ke anggaran belanja sehari-hari.
Anggaran belanja baju saya dan suami, dikurangi ( bukan dihilangkan), digeser ke anggaran baju bayi