Mohon tunggu...
Windi Teguh
Windi Teguh Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penting Gak penting semua ditulis, karena menulis itu Melegakan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

24 Tahun JNE Menyertai Hidupku

10 November 2014   20:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:09 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14162144532028139816

" Dalam Rangka Memperingati Hari Kartini, Seluruh Siswi diwajibkan mengenakan Pakaian Kebaya pada tanggal 21 April 1998 "

Melihat pengumuman di mading sekolah itu, kontan saya langsung didera rasa panik. Bagaimana tidak?. Jarak sekolah saya dengan rumah bisa menghabiskan 10 jam perjalanan darat. Saat itu saya masih duduk di bangku SMA di sebuah kota kecil di Sumatera Utara bernama Sibolga. Sekolah dengan fasilitas asrama dan saya tinggal di asrama yang memiliki peraturan tidak boleh keluar sekolah sembarangan tanpa ijin. Rumah orangtua saya di Lubuk Pakam, 1 jam dari kota Medan. Dan, saat itu sudah tanggal 18 April. Duh gimana ya?.

Dengan menggunakan telepon yang ada di asrama, saya menghubungi ibu di rumah, minta dikirimin kebaya secepatnya. Ngga mau tahu bagaimana caranya pokoknya di Hari Kartini saya mesti pakai kebaya, biar cantik dan ngga malu-maluin.

Tanggal 20, sebuah paket sebesar kotak sepatu sudah saya terima, berisi kebaya dan kain songket kumplit bersama jilbabnya.  Tertera di atasnya tulisan warna biru merah TIKI JNE.

Itulah pertama kalinya saya mengenal jasa pengiriman yang belakangan saya baru tahu JNE itu singkatan dari Jalur Nugraha Ekakurir

Saya pikir sejak era digitalisasi, maka perusahaan jasa pengiriman akan perlahan-lahan mati. Jarak yang dulu terbentang luas, seolah-olah menjadi selemparan batu saja berkat teknologi. Jaman saya kecil dulu, sebelum ada SMS, email, sosial media, jasa pengiriman demikian akrab dengan hidup saya, mulai dari kirim surat ke sahabat pena (jamannya majalah Bobo), kirim kartu pos ucapan selamat lebaran sama gebetan, kirim dokumen-dokumen penting dari rumah ke sekolah , sampai kirim-kirim barang.

Ternyata saya salah. Beberapa perusahaan pengiriman memang ada yang perlahan-lahan kehilangan auranya. Namun JNE malah semakin bersinar. Kebutuhan orang jaman sekarang yang apa-apa maunya serba cepat menjadi nilai jual utama.

Bercerita tentang pengalaman dan kisah kasih saya bersama  JNE, bisa berlembar-lembar kalau ditulis di blog ini.  Tapi baiklah, saya akan menuliskannya satu persatu.

Produk Medan tak Akan terganti

Tahun 2000, saya lulus UMPTN dan diterima kuliah di Fakultas Teknis Universitas Diponegoro Semarang. Awal-awal di sana saya mengalami yang namanya geger budaya, termasuk masalah lidah. Terbiasa dengan masakan Medan yang pedas , bersantan dan berbumbu, tiba-tiba harus makan segala yang menurut saya terasa sangat manis. Ikan manis, sayur manis, jajanan manis, padahal saya sudah manis # eeeaaa, membuat saya mau tak mau harus beradaptasi. Namun ada saat-saat dimana saya begitu rindu masakan rumah, bahkan rendang di rumah makan Padang yang ada di Tembalang pun tak sama rasanya dengan rendang yang dijual di Medan.

Seperti saat SMA, kembali saya menelepon emak saya,

" Mak, rindu kali lah sama masakan mamak. Disini rendangnya kurang enak, ikan terinya pun ngga kayak yang di Medan. Kapan lah ya bisa makan masakan mamak lagi."

" Ooo ya udah nanti mamak bikinkan. Kasihlah alamatmu ke mamak."

" Haaah, apa bisa mak, nanti basi mak"

" Ngga lah, nanti mamak kirim pakai JNE, yang satu hari nyampe, agak mahal memang tapi ngga papa lah, biar enak makanmu"

" hwooo, sekalian lah mak, kalo gitu sama kecap Cap Panah", jawab saya dengan semangat meluap-luap.

Iya kecap, soalnya kecap yang dijual di Jawa, hanya ada 2 jenis, kecap manis dan kecap asin. Padahal di Medan kecap itu rasanya sedikit manis bercampur asin, kalau dimakan bersama ikan sambal dan nasi panas, wuiiih lezatnya luar biasa.

Tiga hari kemudian, dengan nasi yang mengepul panas dari rice cooker, lezatnya rendang mamak dan teri balado menjadi menu selama seminggu.  Berkat jasa JNE, manisnya Semarang pun berasa Medan bagi saya.

Kado yang Tiba tepat Waktu

Pertengahan tahun 2010 , saya berpindah tugas ke Jakarta meninggalkan suami tersayang di Medan. Dua hari menjelang ulang tahunnya, tiba-tiba saya mendapat tugas workshop yang harus dihadiri. Rencana kepulangan untuk merayakan ulang tahun suami pun gagal total. Kejutan-kejutan yang sudah saya rancang menjadi berantakan. Tak mau menyerah, saya pun merubah plan A menjadi plan B. Kado yang sedianya akan saya berikan tidak boleh ikut ditunda dong kedatangannya. Sepaket kado , berisi jam tangan dan cookis cantik buatan sendiri menjadi isinya. Dengan tergesa saya kirim melalui JNE berharap tepat di hari jadinya, kado pengganti kehadiran saya menjadi penghibur hatinya.

Tanggal 27 Juni 2011, hape saya berdering

" Sayang, terima kasih kadonya ya, cepet pulang mas kangen "

Workshop yang melelahkan pun menjadi ringan mendengar sirat bahagia di suaranya.

Penyelamat di Undangan Dadakan

Setelah melahirkan putri pertama, berat badan saya belum jua kembali ke kondisi semula. Akibatnya baju-baju yang ada sebagian besar sudah tidak muat lagi.  Apalagi baju untuk pesta yang memang selalu dijahit pas-pasan ukuran badan biar terlihat cantik.

Di hari Selasa sebuah undangan pernikahan teman kantor suami diserahkan kepada saya.  Tertulis, waktu resepsi 4 hari dari sekarang. Langsung melihat isi lemari, tak satu pun pakaian yang bisa saya pakai untuk Sabtu depan. Jahit baju lagi? mana sempat. Ngga habis akal saya langsung browsing di internet mencari Online shop yang menjual baju pesta muslimah. Indahnya teknologi, hanya beberapa kali klik, saya  sudah dapat beberapa list baju pesta yang oke punya. Setelah tanya-tanya ukuran, bahan dsb dsb, saya keep satu gaun yang sepertinya akan cantik jika saya pakai. Besok siangnya saya langsung transfer pembayaran.

" Sis, tolong pengiriman pakai JNE yang tercepat ya, mau dipake Sabtu ini soale"

" Oke sip sis,pakai paket YES yah biar besok udah sampai,  ikut pengiriman siang ini ya"

Kamis siang dikirim, pulang kerja besoknya di malam hari, si gaun cantik sudah saya fitting, siap untuk kondangan besok, yippie. Lagi-lagi JNE menyelamatkan saya seperti saat Kartinian di SMA.

Hadiah Lomba Yang Tak Pernah Salah Alamat

" Bu, saya tadi ke rumah ngirim paket, tapi ngga ada orang, saya titip di satpam komplek ya bu"

" Oke Pak Ahmad, makasi banyak ya"

Sepenggal percakapan yang belakangan menjadi rutinitas antara saya dan Petugas JNE daerah Ringroad Medan. Saya tidak tahu pasti, apa memang aturan perusahaan atau bagaimana, yang pasti setiap pengiriman melalui JNE, petugas yang mengantar selalu orang yang sama. Karena akhir-akhir ini saya sering memenangkan lomba menulis dan diikuti dengan pengantaran hadiah, lama-lama saya malah akrab sama si pak Ahmad, JNE man daerah rumah saya. Semua paket hadiah yang saya terima selalu dalam kondisi baik, aman dan tak pernah mengecewakan.

Awal-awal sebelum akhirnya pak Ahmad menghapal no telp saya, saat saya tidak ada di rumah, dengan senang hati pak ahmad akan mengabarkan via telepon atau SMS dan besoknya beliau akan kembali lagi. Selalu mengkonfirmasi keinginan saya, mau dititip satpam atau akan diantar lagi keesokan hari. Tenang banget jadinya, yakin apapun kiriman untuk saya akan aman sampai di tangan yang berhak menerima.

24 tahun  JNE

Waktu tahu bahwa tahun ini JNE sudah berusia 24 tahun, wow saya surprise. Kaget dan ikut senang, ternyata saya turut menjadi bagian dari perjalanan JNE melayani pelanggan di Indonesia. Ikut merasakan jasa pengiriman JNE, dan puas akan layanannya selama ini.

Kalau diibaratkan produk lain, mungkin bisa saya katakan kondisi saat ini sebagai berikut :

Kalau nyebut layanan penerbangan, otomatis kita akan menjawab garuda Indonesia yang terbaik

Kalau mau beli motor, Honda menjadi pilihan

Beli Mobil, merek Toyota

Nah kalau mau pakai jasa pengiriman, maka JNE menjadi Top of Mind nya

Apalagi semakin hari produk-produk yang dikeluarkan JNE benar-benar mengikuti perkembangan jaman dan mengikuti kebutuhan dan keinginan pasar.

JNE PESONA dan JNE JESIKA

Saat dengar di radio bahwa JNE kini memiliki layanan PESONA Nusantara, layanan untuk pengiriman Pesanan Oleh Oleh Nusantara, saya girang banget. Langsung kepikiran lezatnya Bandeng Juwana, oleh-oleh khas Semarang.

Cara pesannya gampang banget :

1. Buka web pesonanusantara.co.id

2. Daftar dulu, sama kayak daftar email biasa

3. Pilih produk

4. Klik produk yang kita inginkan

5. pilih metoda pembayaran, mau transfer atau via kartu kredit, atau ipay

6. Selesai deh, tinggal tunggu kiriman datang

Yang harus diingat, Cut off pemesanan sampai dengan jam 11 akan diproses pada hari yang sama, lebih dari itu akan divalidasi keesokan harinya.

Selain Pesona Nusantara, JNE juga mengeluarkan layanan JESIKA ( Jemput ASI seketika).

Layanan ini membidik pelanggan yaitu ibu pekerja yang menyusui anaknya. Sayangnya, masa-masa menyusui eksklusif bayi saya sudah lewat. Dulu di kantor saya, ada teman yang menggunakan jasa abang ojek setiap harinya untuk mengantarkan ASIP bagi buah hatinya. Jadi setiap jam istirahat, cepet-cepet dia turun ke parkiran, si abang ojek udah nunggu, serah terima ASIP berlangsung. Bayarannya sebesar 35 ribu sekali antar, untuk jarak Sudirman - Kalibata. Lumayanlah ya.

Nah, dengan JNE Jesika ini, ongkosnya malah lebih murah, cukup 25 ribu perhari. Kalau mau hemat bisa mabil paket mingguan atau bulanan. Ada garansinya lagi, yaitu jika pengantaran lebih dari 4 jam baru nyampai, maka untuk pengantaran ASI besok harinya bisa gratis. kalau terjadi apa-apa di jalan, misalnya botol ASIP pecah, JNE pun akan menggantinya sekaligus free ongkir untuk pengantaran berikutnya. Jadi lebih tenang kan?.

Ah, semoga dengan bertambahnya usia JNE, pelayanan dan inovasi-inovasi produknya lebih oke lagi, sehingga bagi para pelanggan seperti saya ini makin tidak bisa berpindah ke lain hati.

Selamat ulang tahun JNE yang ke-24. Semoga Misinya "Memberi Pengalaman Terbaik kepada Pelanggan Secara Konsisten" akan Konsisten terlaksana.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun