Mohon tunggu...
Windi Ningsih
Windi Ningsih Mohon Tunggu... wiraswasta -

ordinary woman with extraordinary life ^^ windimagination.blogspot.com http://www.facebook.com/eka.windiningsih @windi_ningsih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Film Naura dan Genk Juara, Sentimen Agama sampai Penjahat Psikopat!

21 November 2017   12:27 Diperbarui: 21 November 2017   12:43 19298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara untuk busana, saya pun banyak mengernyitkan kening. Jika saya dikatakan tidak modern dan kekinian karena tak terbiasa melihat anak SD memakai hot pants seperti yang dikenakan oleh Naura di hampir sepanjang film (3/4 film), silakan saja. Tapi sebagai seorang ibu yang logis yang memiliki pula pengalaman hiking, tracking, atau sekadar camping di gunung2 dan bukit2, saya akan tetap dengan pendirian saya: NO HOT PANTS! Selain tak terterima dengan budaya kita, memakaikan hot pants di gunung berhutan adalah pilihan yang teledor! Dingin iya, serangga mengintai iya, dan bahaya lainnya juga sangat mungkin.

Di gunung pakai wedges pun sepertinya wajar-wajar saja dalam film tersebut setrong kali...

Hal lebih logis dilakukan oleh penata busana, sutradara, dan produser film PS yang tidak menjadi kormod alias korban mode. Tokoh Sherina mengenakan baju lengkap dengan jaket dan celana panjang khas hikers meski petualangannya tidak seekstrim tokoh Naura yang sampai gunung.

Hal paling saya soroti dalam film ini, sama seperti yang disoroti oleh akun seorang bunda bernama Maya, adalah tendensius beragama!

Okelah saya masih bisa menerima jika saya tidak menemukan SATU PUN TOKOH BERHIJAB di dalam film anak-anak itu, film anak2 Indonesia yg mana Indonesia sebagian besar muslimahnya mengenakan hijab dengan segala pernak perniknya, perhatikan saja mama yang suka antar anak di Indonesia saat ini yg hits dengan hijab2 mereka. Tapi yang tidak bisa saya terima adalah PELECEHAN TERHADAP KALIMAT2 SUCI UMAT ISLAM!

Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa membuat film ini bukan sehari dua hari selesai, ada proses panjang di sana, kan! Mulai dari pembuatan naskah, skenario, meeting sana sini untuk mematangkan ceritanya, alurnya, skenarionya. GA MUNGKIN BISA SLEBOR memasukan SENTIMEN AGAMA, kecuali memang ADA AGENDA TERTENTU!!!

Islam dicitrakan sebagai penjahat berjenggot, yang meski menteriakan takbir, sering istighfar, namun kelakuan bejat, bahkan di film dinamai trio licik!

Apa susahnya memasukan kata-kata lain untuk dijadikan gimmick? KURANG IDE?!

Belajarlah pada Miles dan timnya yang dengan kreatif membuat kata2 macam 'Trembelane' sebagai kata2 khas tokoh Kertaradjasa si penjahat!

Sungguh, saya sama sekali susah melepaskan prasangka saya terhadap produser dan timnya (yg memang saya melihat daftarnya adalah orang2 yang sangat membela seorang tokoh politik) dari keberpihakan mereka. Padahal banyak orang Islam di tim itu, tokoh utama dan keluarganya pun muslim, namun mengapa sampai bisa melukai ummat muslim dengan penokohan jahat macam itu? Bukankah ini adalah cara memupuk kebencian terhadap orang lain, terhadap sebuah agama! Katanya menjunjung kebhinekaan?! Slogan saja, ternyata!!

Politik boleh berbeda, namun untuk mendidik generasi bangsa, haruslah sama: BIJAKSANA!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun