Mohon tunggu...
Windi Meilita
Windi Meilita Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Content Writer

Introvert muda yang senang menghabiskan waktu di kamar sambil scroll layar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Terminal 04, tentang Keputusan

17 April 2024   15:15 Diperbarui: 17 April 2024   15:16 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pexels.com/sheyds)

Obrolan kami berlanjut tentang bagaimana memulai usaha dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk dapet semua pelanggan itu. Katanya, butuh waktu sekitar 6 bulan untuk stabil di angka 2000, lalu lanjut 6 bulan lagi stabil di angka 4000.

Usaha ini bermula karena keadaan. Sama sepertiku yang memilih freelance writer, ia mendirikan usaha ini karena nggak tertarik jika harus bekerja dengan orang lain.

"Selalu ada resiko dan tanggung jawab mbak. Kalau kerja sama orang lain, rasanya ngga bebas. Makanya usaha ini harus jadi. Dulu mikirnya cuman gitu. Ternyata itu pilihan yang tepat."

Setelah barang selesai di cek, aku bergegas kembali ke terminal dan pulang. Bukan karena waktu sudah sore, tapi karena tiba-tiba aku mendapat ide tulisan untuk hari ini, tentang keputusan.

Katanya, setiap keputusan selalu ada resiko dan tanggung jawab. Keputusan dan proses mungkin dua hal yang berbeda, tapi keduanya sama-sama membutuhkan keyakinan untuk menjalaninya hingga berhasil. Keputusan juga dekat dengan keputusasaan, bisa jadi orang-orang mengambil keputusan penting justru saat dirinya sudah benar-benar putus asa. Tapi ada dualitas yang harus dipertimbangkan, keputusan mungkin juga akan memberikan sedikit keputusasaan yang menyakitkan.

Aku pun pernah begitu.

Keputusan untuk menekuni karir menulis membawaku pada titik putus asa yang lumayan menyakitkan. Dunia menulis ngga segampang yang disebut orang-orang. Dan keputusan untuk kembali menulis muncul saat aku sudah benar-benar putus asa tentang karirku. Semuanya kubiarkan begitu saja, lalu di salah satu buku aku membaca satu nasehat yang sangat berharga.

"Kalau kau sampai tidak mendengarkan orang tuamu demi mewujudkan pilihanmu, maka kau harus melakukannya dengan sungguh-sungguh. Sampai kau berhasil. Lakukan terus seperti itu."

Hari ini di Kota Kuning, pembahasan tentang keputusan dan pilihan berhasil mencapai kesimpulan singkatnya. Semuanya memang tentang keputusan. Datang ke Kota Kuning tanpa tujuan adalah keputusan. Belanja di Harlequin Top Up adalah keputusan. Bekerja sebagai freelance writer adalah keputusan. Bepergian sendirian pun keputusan. 

Setiap keputusan selalu berhubungan dengan pilihan dan setiap pilihan selalu berdekatan dengan tanggung jawab. Semakin banyak keputusan yang dibuat maka semakin banyak tanggung jawab yang dipikul. 

Ini bukan jalan yang mudah. Nggak ada yang berhasil hanya dalam sekali coba di jalur ini. Rasanya beruntung karena masih bisa menentukan sendiri sesuatu tentang hidupku. Sesimple menentukan harus pakai pakaian apa, harus makan apa, harus hidup seperti apa. Balik lagi, nggak semua orang bisa hidup bebas seperti itu. Pun akhirnya aku sadar, bahwa keputusan untuk hidup bebas, hidup merdeka adalah tanggung jawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun