Sewarsa lalu, kisahku dan Tuan terukir tanpa ragu
Tuan hadir bersama kehangatan jua kesejukan dari senyuman Tuan nan merekah tampan
Kita bersama menapaki jalan sembari tertawa lepas
Sebab lelucuan Tuan yang menggelitik relung hati
Dikarenakan imaji Tuan yang menggelitik relung hati
Tuan sejak kala itu,
Hatiku nan hampa tersiram benih takjub
Mengembangkan bunga cinta dalam setiap pertemuan kita
Kau menjadikan Puan sepertiku ini bak ratu
Duduk bersamamu menceritakan segala alkisah hingga penghujung malam
Rasa cemas, gundah guln terang diraut wajahmu
Hadir bersama kepergianku, barang sejenak saja
Namun...
Rasa yang selalu terurai indah di wajahmu kini kelabu
Hilang bersama masa yang tak berpihak pada temu kita
Sesingkat itu Tuan
Kini puanmu ini bertanya-tanya
"Tak terlintaskah dibenakmu tuk habiskan masa depan bersamaku?
Tidak tersisakah kenang di antara kita
Hingga tak adalagi kata kita dalam kalimat nan kuucapkan ini?"
Tuan..
Ucapkan padaku," aku tak pernah mencintaimu!"
Sebagai bukti agar aku bisa berhenti
Dan lupa akan segala nan terjadi di antara aku dan kau, Tuan
Tak banyak pintaku atas singkatnya sebuah temu ini...
Yogyakarta, 3 Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H