Mohon tunggu...
WINDA SRI ASIH
WINDA SRI ASIH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Berbasis STEAM: Solusi Pendidikan di Era Industri 4.0

30 Desember 2023   13:58 Diperbarui: 30 Desember 2023   14:02 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era Industri 4.0 ditandai dengan perkembangan teknologi yang pesat dan perubahan yang cepat dalam berbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya perubahan dalam sistem pendidikan, agar dapat menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan di era tersebut. Salah satu solusi pendidikan di era Industri 4.0 adalah pembelajaran berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics). Pembelajaran STEAM adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan lima bidang ilmu tersebut secara holistik dan terpadu.

Pembelajaran STEAM memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

•Mengembangkan keterampilan abad ke-21

Pembelajaran STEAM dapat mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, memecahkan masalah, kreativitas, dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan tersebut sangat dibutuhkan di era Industri 4.0, yang menuntut individu untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang cepat.

•Meningkatkan motivasi belajar

Pembelajaran STEAM dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena pembelajarannya lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menyenangkan, sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar.

•Meningkatkan daya saing bangsa

Pembelajaran STEAM dapat meningkatkan daya saing bangsa, karena dapat menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan di era Industri 4.0. Lulusan STEAM memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menciptakan inovasi dan solusi baru, sehingga dapat membantu bangsa untuk bersaing di era global.

Pembelajaran STEAM dapat diterapkan di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Penerapan pembelajaran STEAM dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan pembelajaran STEAM di sekolah:

°Pembelajaran berbasis proyek

Pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu pendekatan pembelajaran STEAM yang populer. Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa diberikan tantangan untuk menyelesaikan suatu proyek yang berkaitan dengan berbagai bidang ilmu STEAM.

°Pembelajaran berbasis masalah

Pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan pembelajaran STEAM yang mendorong siswa untuk memecahkan masalah nyata yang ada di masyarakat. Dalam pembelajaran berbasis masalah, siswa diajak untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan STEAM untuk menyelesaikan masalah tersebut.

°Pembelajaran berbasis simulasi

Pembelajaran berbasis simulasi adalah pendekatan pembelajaran STEAM yang menggunakan simulasi untuk membantu siswa memahami konsep-konsep abstrak. Dalam pembelajaran berbasis simulasi, siswa dapat berinteraksi dengan lingkungan virtual yang disimulasikan, sehingga mereka dapat belajar secara lebih mendalam dan bermakna.

    Pembelajaran STEAM merupakan solusi pendidikan yang tepat untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan di era Industri 4.0. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan penerapan pembelajaran STEAM di sekolah-sekolah di Indonesia.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penerapan pembelajaran STEAM di sekolah:

°Meningkatkan kompetensi guru

Guru merupakan kunci keberhasilan penerapan pembelajaran STEAM. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam bidang STEAM.

°Meningkatkan ketersediaan sumber belajar

Sumber belajar yang memadai merupakan faktor penting untuk mendukung penerapan pembelajaran STEAM. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk meningkatkan ketersediaan sumber belajar STEAM di sekolah.

°Mengembangkan kurikulum yang mendukung

Kurikulum yang mendukung merupakan salah satu syarat keberhasilan penerapan pembelajaran STEAM. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk mengembangkan kurikulum yang mendukung pembelajaran STEAM.

    Penerapan pembelajaran STEAM di sekolah merupakan investasi jangka panjang yang dapat memberikan manfaat yang besar bagi bangsa. Dengan menerapkan pembelajaran STEAM, kita dapat mempersiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan di era Industri 4.0, sehingga dapat membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Bicara Edukasi, sebuah lembaga non pemerintah yang peduli pedidikan, menggelar Indonesia Steam Week (2019) di sejumlah daerah, antara lain di Palembang. Direktur Utama Bicara Edukasi, Bian Murphy, mengatakan kegiatan ISW 2019 adalah melakukan pelatihan, workshop, mentoring hingga pameran dan kompetisi. ISW 2019 diluncurkan pada Desember 2018 lalu di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Agenda utamanya adalah workshop dan pelatihan mengenai STEAM untuk guru dan pelaku pendidikan lainnya.

    Saat ini sistem pendidikan telah berevolusi berbasis pengetahuan umum, teknologi, seni dan matematika atau STEAM (Science, Technology, Engineering, Art and Mathematics). “STEAM ini salah satu solusi menghadapi era revolusi industri 4.0,” kata Bian, dibincangi di acara seminar dan workshop bersama Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Sumsel, di Grand Malaka Hotel Palembang, Senin (21/1/2019). Ia menyebutkan, program ini bertujuan memasyarakatkan pembelajaran informatika berbasis STEAM kepada para pendidik di seluruh Indonesia. “Dengan metode STEAM, model pembelajaran kolaboratif. Mengajak siswa belajar dan bersikap kritis, pemanfaatan teknologi informasi, serta kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri,” ujar Bian. Menurutnya, ada tiga hal yang perlu diubah dari sisi edukasi. Pertama dan yang paling fundamental adalah mengubah karakter dan pola pikir pelajar untuk bersaing, kreatif dan menguasai teknologi. Kedua, pentingnya peran sekolah dalam mengasah dan mengembangkan bakat anak didiknya. Ketiga adalah pengembangan kemampuan institusi pendidikan tinggi untuk mengubah model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman saat ini.

    Dengan kata lain sekolah mengubah model pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan generasi milenial. Serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar yang mumpuni. (Ria Amelia/Hidayatullah/toeb)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun