Mohon tunggu...
windar deyuar
windar deyuar Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari 3 orang anak

Wanita tangguh penuh semangat positif thinking.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Positif Action 1

14 Oktober 2021   17:28 Diperbarui: 14 Oktober 2021   18:16 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Merubah Mindset

Hai........semangat pagi Pembaca Budiman. Salam sukses dunia akhirat, Aamiin.

Seperti judul yang tertera, kali ini saya mencoba angkat materi tentang bagaimana kita bisa bertindak positif (Positif Action) dengan cara "Merubah Mindset."

Mindset adalah cara kita berpikir dan memikirkan sesuatu yang kita dengar, lihat dan rasakan. Setiap orang punya mindset yang berbeda meskipun pada objek yang sama.

Contoh, sebuah Lukisan Samudera yang dilihat oleh 2 (dua) orang yang berbeda, meskipun lukisan itu sama, tetapi respon dari hasil penglihatan mereka tidak sama atau berbeda. Sebut saja si A dan B.  Ketika si A melihat lukisan tersebut, dia langsung menyatakan kekagumannya dan berujar "Wow, luar biasa!"

Namun ketika si B yang melihat, dia merespon biasa dan tidak mengeluarkan kata-kata kagum, tetapi dia menyunggingkan senyum tipis di bibirnya. 

Apa yang dapat kita pelajari dari respon yang ditunjukkan oleh kedua orang tersebut?

Pertama kita mungkin langsung menebak bahwa si A adalah seorang yang :

  1. Suka dengan Lukisan Samudera, atau

  2. Sedang berkhayal tentang pertarungannya di tengah samudera, atau

  3. Mengagumi kepiawaian pelukisnya yang  memainkan kuas di kanvas, atau

  4. Senang dengan Pelukisnya sehingga apapun yang dilukis olehnya, si A akan merasa kagum, dan .....

  5. Masih banyak alasan lainnya.

Begitupun dengan respon yang diperlihatkan oleh si B, tentu kita punya berbagai tanggapan, misal :

  1. Kita menduga kalau si B memang tidak respek dengan Lukisan Samudera karena dia lebih suka Lukisan Gunung, atau

  2. Si B sedang tidak mood saat melihat lukisan tersebut, atau

  3. Si B tidak suka dengan Pelukisnya, dan.......

  4. Berbagai alasan lainnya.

Apa yang kita rasakan setelah tahu alasan-alasan yang diutarakan tadi?

Ternyata kita yang melihat respon si A dan B punya berbagai alasan untuk menjudge orang lain, padahal sejatinya masing-masing kita tidak ada yang tahu apa sebenarnya yang ada dibenak si A dan B saat mereka melihat lukisan tersebut. Penilaian kita terhadap orang lain, menunjukkan mindset kita terhadap orang tersebut, (contoh si A dan B).

Jika penilaian kita cenderung positif (hal-hal yang baik), maka insyaa Allah kita termasuk orang yang bisa berpikir Positif atau punya Mindset Positif.  Namun sebaliknya, jika penilaian kita cenderung banyak yang tidak baik (Negatif), maka kita termasuk orang yang punya Mindset Negatif.

Mindset yang Positif akan melahirkan tindakan yang positif (Positif Action). Sebaliknya jika kita punya Mindset yang negatif, tentu saja tindakan kita bisa negatif pula.

Lalu bagaimana caranya kita bisa merubah Mindset Negatif menjadi Mindset Positif?

Tentu saja hal ini sangat mudah bagi sebagian orang, tetapi sebaliknya akan sangat sulit bagi kebanyakan orang.

Jika kita terbiasa dengan Mindset yang tidak baik, maka lakukanlah hal sebagai berikut :

Pada saat muncul pikiran yang tidak baik, langsung katakan dalam hati : "ini tidak benar, saya harus buang pikiran ini dan WAJIB menggantinya dengan alasan apapun."

Jika sudah kita ucapkan dalam hati, langsung kita ubah ekspresi wajah. Contoh :

Yang tadinya cemberut, langsung senyum. 

Yang tadinya menangis langsung tertawa.

Yang tadinya nyerocos marah langsung diam.

Yang tadinya memandang dengan mata melotot, langsung pejamkan.

Yang tadinya manyun mulutnya, langsung datarkan bibir, dan segala ekspresi berlawanan yang "WAJIB" kita lakoni.

Wah.......sepertinya susah ya melakukan hal seperti di atas? Susah bagi orang yang tidak mau, tetapi sangat mudah bagi orang yang mau belajar terus memperbaiki MINDSET.

Mindset adalah hasil pembelajaran yang menjadi habit atau kebiasaan, bukan bawaan sejak lahir karenanya bisa dipupuk melalui kemauan belajar, belajar dan belajar.

Dalam hidup manusia, sejatinya belajar adalah proses sepanjang hayat sampai kita mati. Banyak teori yang kita baca mengatakan bahwa orang yang tidak berhenti belajar selama hidupnya akan menjadi : awet muda, punya ide kreativitas berkesinambungan dan tidak mudah kapok atau jera dengan kegagalan apapun dalam hidupnya (tidak traumatik) karena dia sudah ditempa untuk tahan mental menghadapi resiko hasil belajarnya, termasuk belajar merubah Mindset.

Secara teori mudah kita serap, tetapi mengaplikasikan teori belajar tersebut butuh yang namanya kemauan. 

Cara pikir seseorang dibentuk dari lingkungan sekitar. Kita terbiasa menyatakan bahwa cara pikir kita adalah gen keturunan yang tidak bisa dirubah karena tabiat. Namun sejatinya cara pikir seseorang itu berasal dari pengaruh lingkungan sekitar. Apa yang kita lihat, dengar dan rasakan berperan besar membentuk sebuah Mindset. Karena bersumber dari lingkungan, maka mudah bagi setiap orang jika ingin merubahnya, asal......."MAU."

Bagaimana mendeteksi bahwa Mindset kita masih tidak baik? Asah rasa kita jika hal yang kita pikir terhadap orang lain itu terjadi pada diri kita sendiri (Muhasabah MuKiDi). 

Apa itu Muhasabah MuKiDi?

Hehehe .........penasaran? Yuk lanjut, let's go.

Muhasabah MuKiDi adalah : bentuk introspeksi kepada Muka Kita senDiri (MuKiDi), hahaha. 

Dalam merubah Mindset, kita butuh muhasabah atau introspeksi diri. Muhasabah membutuhkan instrumen atau alat untuk melakukannya dan raga manusia itu sendiri adalah instrumennya.

Bagaimana caranya melakukan Muhasabah MuKiDi (Muka Kita senDiri)?

Mari kita ikuti beberapa langkah berikut :

  1. Meneliti apa saja yang sudah diperbuat oleh raga kita (mata, telinga, tangan, kaki dan seluruh badan).

  2. Mengukur apakah yang dilakukan raga kita sudah baik dan benar sesuai tuntutan agama atau keyaqinan kita masing-masing.

  3. Menimbang antara perbuatan baik (amal) dengan perbuatan buruk (dosa) yang telah kita perbuat, sudah banyak yang mana?

  4. Jika lebih besar amalnya, kita patut bersyukur dan terus berupaya menambah kebaikan tersebut.

  5. Namun jika masih banyak dosanya, maka kita "wajib" mawas diri untuk terus berusaha meninggalkannya dengan minta pertolongan kemudahan dari Sang Maha Pencipta. 

  6. Bertaubat kepada Sang Maha Pencipta dengan pengakuan yang jujur atas dosa yang telah dilakukan serta tidak mengulangi perbuatan yang dilarang-Nya tersebut.

Setelah kita melakukan langkah-langkah Muhasabah MuKiDi, apa yang kita dapatkan? Tentu saja jika kita melakukan Muhasabah MuKiDi ini dengan niat yang benar bahwa kita ingin menjadi manusia yang lebih baik dan benar dalam mengikuti apa yang diperintah-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, maka kita akan menjelma sebagai manusia yang :

  1. Lembut hati dalam menerima petunjuk kebenaran dari Allah SWT.

  2. Ikhlas jiwa-raga melepas segala hal yang tidak baik (dosa) yang dilarang Allah SWT.

  3. Menjadi manusia yang beraura positif dan mampu mempengaruhi perubahan sikap orang sekitar dengan kebaikannya.

  4. Mampu menyampaikan hal terlarang kepada orang sekitar dengan cara tauladan diri bukan menghakimi.

  5. Semua yang diperbuat oleh raganya menunjukkan "pembelajaran" yang mendatangkan hikmah kebaikan bagi diri kita sendiri dan orang sekitar.

Setelah kita berhasil bermuhasabah, apakah secara otomatis akan bisa merubah Mindset Negatif menjadi Mindset Positif?

(Bersambung)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun