Mohon tunggu...
winda fitrihasanah
winda fitrihasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beberapa Tradisi Unik Masyarakat Minangkabau dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan

16 April 2024   15:04 Diperbarui: 16 April 2024   15:05 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buk yendri memasak lemang bambu di ulakan ,padang pariaman Kamis (7/4)/dok. pri

Kemudian beras ketan putih dan santan lalu dimasukkan ke dalamnya, lalu dipanggang di atas tungku kayu bakar. Syekh Burhanuddin menyarankan kepada setiap masyarakat agar menyajikan makanan lamang ini menjadi simbol makanan yang dihidangkan dalam silaturahmi. 

2. Mancaliak Bulan 

Sebelum Ramadhan datang biasanya orang yang mancaliak bulan tentu bertempat di Ulakan. Karena di daerah tersebut adalah daerah yang ada di tepi pantai/dok. pri
Sebelum Ramadhan datang biasanya orang yang mancaliak bulan tentu bertempat di Ulakan. Karena di daerah tersebut adalah daerah yang ada di tepi pantai/dok. pri

Mancaliak Bulan Merupakan Tradisi Rukyatul Hilal Menjelang Ramadhan Di Pariaman. 

Di Indonesia sendiri terdapat dua cara untuk menentukan tanggal 1 Ramadhan, yakni dengan metode Hisab dan Rukyat. Keduanya ditentukan berdasarkan peredaran bulan. Sehingga untuk menentukan kapan hari pertama berpuasa akan dilihat dari penampakan hilal atau bulan sabit muda. Hisab merupakan perhitungan yang dilakukan secara astronomis dan matematis dengan memperhatikan letak secara geometris matahari, bulan, bumi dan benda-benda langit lainya. Di Indonesia terdapat beberapa rujukan atau kitab yang berisikan rumus untuk menghitung awal bulan puasa tersebut secara astronomis. Tak hanya untuk menentukan awal bulan puasa, metode ini juga digunakan untuk menentukan waktu salat, idulfitri, juga waktu untuk haji. 

Rukyatul hilal adalah proses pengamatan ketampakan hilal saat Matahari terbenam menjelang awal bulan pada kalender Hijriah. Aktivitas mengamati visibilitas hilal dilakukan dengan mata telanjang atau alat bantu optik seperti teleskop. Hilal sendiri adalah fase bulan sabit setelah bulan baru. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), sebab intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis. 

Selain melalui pengamatan hilal, proses penentuan awal Ramadan juga dapat dilakukan dengan metode perhitungan atau hisab. Hisab dapat diartikan sebagai perhitugan secara sistematis dan astronomis untuk menentukan posisi Bulan dalam awal bulan di kalender Hijriah. 

Tradisi adalah sebuah kebiasaan yang ada dalam masyarakat dilakukan secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama. Di Indonesia tentu banyak tradisi yang berkembang di satu wilayah. Setiap wilayah di Indonesia tentu memiliki tradisi yang unik. Begitu juga di Minangkabau, karena Minangkabau merupakan salah satu etnis yang ada di wilayah Indonesia. Minangkabau sendiri tentu memiliki tradisi-tradisi yang unik serta khas nan berbeda dengan wilayah lain. Tentu hal ini menjadi sebuah hal yang tidak boleh disalahkan serta tidak boleh dinilai buruk oleh orang, karena tradisi orang tentu harus dihargai bukan untuk disalahkan. 

Pariaman adalah salah satu daerah yang ada di Minangkabau, Pariaman sendiri juga memiliki tradisi yang unik dibandingkan dengan daerah lain, salah satu tradisi tersebut adalah mancaliak bulan menjelang Ramadhan. 

"Siapa orang yang melihat, di mana tempat melihat, jam berapa, dan bagaimana posisi bulan (hilal). Kalau salah, tahun depan tidak bisa dipakai lagi. Mereka disumpah melakukan pekerjaan tersebut," ujar Tuanku Khatib Sabar.

Mancaliak memiliki makna melihat, bisa dikatakan bahwa mancaliak disini adalah melihat bulan. Kenapa bulan? Karena bulan merupakan hitungan kalender yang ada dalam masyarakat Islam. Ketika sebelum Ramadhan di gelar maka hal ini selalu dilakukan oleh orang di Pariaman. Sebenarnya proses tradisi mancaliak bulan sama dengan melihat hilal tetapi hal ini dilakukan dengan mata telanjang bukan dengan teropong. Dan Setiap sebelum Ramadhan biasanya masyarakat di Pariaman selalu mempercayai bahwa tradisi maliek bulan adalah tradisi yang harus dilakukan ketika sebelum puasa. Kenapa hal tersebut menjadi sebuah keunikan, karena melihat bulan ini tidak sama harinya dengan melihat hilal dengan pemerintah. Perbedaan hal tersebut membuat tradisi maliek bulan di Pariaman masih eksis hingga sekarang. Ketika orang melihat hal ini sebuah hal yang menjadi kesalahan. Maka orang itu tidak paham tradisi. Banyak masyarakat sekarang yang menghina tradisi maliek bulan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun