Kemudian beras ketan putih dan santan lalu dimasukkan ke dalamnya, lalu dipanggang di atas tungku kayu bakar. Syekh Burhanuddin menyarankan kepada setiap masyarakat agar menyajikan makanan lamang ini menjadi simbol makanan yang dihidangkan dalam silaturahmi.Â
2. Mancaliak BulanÂ
Mancaliak Bulan Merupakan Tradisi Rukyatul Hilal Menjelang Ramadhan Di Pariaman.Â
Di Indonesia sendiri terdapat dua cara untuk menentukan tanggal 1 Ramadhan, yakni dengan metode Hisab dan Rukyat. Keduanya ditentukan berdasarkan peredaran bulan. Sehingga untuk menentukan kapan hari pertama berpuasa akan dilihat dari penampakan hilal atau bulan sabit muda. Hisab merupakan perhitungan yang dilakukan secara astronomis dan matematis dengan memperhatikan letak secara geometris matahari, bulan, bumi dan benda-benda langit lainya. Di Indonesia terdapat beberapa rujukan atau kitab yang berisikan rumus untuk menghitung awal bulan puasa tersebut secara astronomis. Tak hanya untuk menentukan awal bulan puasa, metode ini juga digunakan untuk menentukan waktu salat, idulfitri, juga waktu untuk haji.Â
Rukyatul hilal adalah proses pengamatan ketampakan hilal saat Matahari terbenam menjelang awal bulan pada kalender Hijriah. Aktivitas mengamati visibilitas hilal dilakukan dengan mata telanjang atau alat bantu optik seperti teleskop. Hilal sendiri adalah fase bulan sabit setelah bulan baru. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), sebab intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis.Â
Selain melalui pengamatan hilal, proses penentuan awal Ramadan juga dapat dilakukan dengan metode perhitungan atau hisab. Hisab dapat diartikan sebagai perhitugan secara sistematis dan astronomis untuk menentukan posisi Bulan dalam awal bulan di kalender Hijriah.Â
Tradisi adalah sebuah kebiasaan yang ada dalam masyarakat dilakukan secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama. Di Indonesia tentu banyak tradisi yang berkembang di satu wilayah. Setiap wilayah di Indonesia tentu memiliki tradisi yang unik. Begitu juga di Minangkabau, karena Minangkabau merupakan salah satu etnis yang ada di wilayah Indonesia. Minangkabau sendiri tentu memiliki tradisi-tradisi yang unik serta khas nan berbeda dengan wilayah lain. Tentu hal ini menjadi sebuah hal yang tidak boleh disalahkan serta tidak boleh dinilai buruk oleh orang, karena tradisi orang tentu harus dihargai bukan untuk disalahkan.Â
Pariaman adalah salah satu daerah yang ada di Minangkabau, Pariaman sendiri juga memiliki tradisi yang unik dibandingkan dengan daerah lain, salah satu tradisi tersebut adalah mancaliak bulan menjelang Ramadhan.Â
"Siapa orang yang melihat, di mana tempat melihat, jam berapa, dan bagaimana posisi bulan (hilal). Kalau salah, tahun depan tidak bisa dipakai lagi. Mereka disumpah melakukan pekerjaan tersebut," ujar Tuanku Khatib Sabar.
Mancaliak memiliki makna melihat, bisa dikatakan bahwa mancaliak disini adalah melihat bulan. Kenapa bulan? Karena bulan merupakan hitungan kalender yang ada dalam masyarakat Islam. Ketika sebelum Ramadhan di gelar maka hal ini selalu dilakukan oleh orang di Pariaman. Sebenarnya proses tradisi mancaliak bulan sama dengan melihat hilal tetapi hal ini dilakukan dengan mata telanjang bukan dengan teropong. Dan Setiap sebelum Ramadhan biasanya masyarakat di Pariaman selalu mempercayai bahwa tradisi maliek bulan adalah tradisi yang harus dilakukan ketika sebelum puasa. Kenapa hal tersebut menjadi sebuah keunikan, karena melihat bulan ini tidak sama harinya dengan melihat hilal dengan pemerintah. Perbedaan hal tersebut membuat tradisi maliek bulan di Pariaman masih eksis hingga sekarang. Ketika orang melihat hal ini sebuah hal yang menjadi kesalahan. Maka orang itu tidak paham tradisi. Banyak masyarakat sekarang yang menghina tradisi maliek bulan.Â