Mohon tunggu...
winda ikariyani
winda ikariyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bukan siapa-siapa

Proses belajar tidak pernah berhenti sampai nafas ini berhenti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Pemisah Mimpi

30 November 2021   11:55 Diperbarui: 30 November 2021   12:20 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Mataku terbangun. Bukan karena Mina membangunkanku. Sinar matahari meraba-raba jendela. Menyapa mataku yang terpejam. Aku terbangun dengan mata sedikit rabun. Mengumpulkan kesadaran. Menengok ke samping untuk melihat seseorag yang selalu ada ketika aku bangun. Namun, seketika aku membelalakan mata. Mina tidak ada. Duduk terkesiap. Mengusap-usap kedua mata. Memastikan apa yang aku lihat tidak salah. Kembali memejamkan mata dan membukanya. Mina tetap tidak ada.

            Aku membuang selimut. Beranjak ke ruang tamu. Tetap tidak ada. Halaman depan, tidak ada bedanya. Tiba di dapur, aku lega ternyata Mina sedang menyiapkan makanan. Aku sangat takut mimpiku tadi malam menjadi kenyataan. Akan tetapi, baru kali ini Mina bangun lebih awal dari aku. Bahkan sepagi ini dia sudah menyiapkan sarapan. Mina yang merasa aku sedang berdiri memandanginya. Melihat kearahku.

            "Kau sudah bangun, Kak?" tanya Mina sambil tersenyum manis padaku. Tangannya masih berjumpalitan menyiapkan sarapan.

            Berjalan perlahan, medekati Mina. Aku menarik kursi makan. Duduk memandangi Mina yang baru kali ini sibuk menyiapkan sarapan untukku. "Ada apa denganmu, Min? Tidak seperi biasanya  kamu bangun awal dan menyiapkan sarapan untukku?"

            "Tidak ada apa-apa, Kak. Aku hanya ingin melayanimu sesekali," ujar Mina dengan  tersenyum.

            "Ah, tidak usah. Selama ini aku sudah terbiasa melakukan ini semua. Lagi pula aku merasa senang bisa mengurusmu."

            "Maka dari itu, Kak. Aku ingin sesekali yang mengurusmu. Selagi masih ada waktu," ujar Mina datar.

            Aku mengernyitkan dahi mendengar kalimat Mina yang terakhir. "Maksudmu selagi ada waktu?" tanyaku penuh curiga.

            Tangan Mina seketika berhenti ketika mendengar pertanyaan dariku. Terdiam tanpa menjawab apapun. Lagi-lagi Mina membalikan badan, mengalihkan pandangannya padaku seperti dalam mimpi. "Bukan apa-apa, Kak. Maksudku kalau kau nanti tidak mengizinkan aku untuk mengurusmu lagi. Tentu aku tidak mempunyai waktu untuk mengurusmu," jawab Mina  dengan kembali tersenyum. Senyum yang terpaksa.

            "Oh, seperti itu," ucapku mengerti maksud Mina. Meskipun, dalam hatiku ada keraguan dengan jawabannya itu.

            Kini Mina membalikan badan. Menghidangkan sarapan di atas meja. "Baiklah, mari kita bersama!" ajak Mina. Tangannya lagi-lagi sibuk menghidangkan makanan di piringku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun