Mohon tunggu...
Win Ruhdi Bathin
Win Ruhdi Bathin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani kopi

saya seorang penulis, belajar menulis.....suka memoto, bukan fotografer...tinggal di pedalaman Aceh sana. orang gunung (Gayo). Kini coba "bergelut" dengan kopi arabika gayo olahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Jalan Bang H Iwan Gayo. Penulis Buku Pinter

28 Desember 2024   20:42 Diperbarui: 29 Desember 2024   15:25 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu buku bang Iwan Gayo yang dihadiahkan kepada saya. Foto koleksi pribadi.

Selamat Jalan Bang H.Iwan Gayo 7 November 1951 28 Desember 2024 Usia 73 Tahun Berita meninggalnya wartawan senior Iwan Gayo pertama sekali saya ketahui dari grup WA WRB Coffee Shop yang diposting Bas Cibro. 

Saya memiliki kenangan tersendiri dengan almarhum bang Iwan Gayo. Beberapa hari paska tsunami , saya bertemu bang Iwan di jembatan Peunayong. Saya sedang mengambil foto ratusan mayat di bawah jembatan.

 Beberapa hari saya di Ibu Kota Koetardja mencari keluarga dan famili ditengah puing kehancuran Banda Aceh dan ratusan ribu mayat manusia. ... Lalu , saya dan bang Iwan ditemani istrinya, Rohani Gayo, sepakat menuju Meulaboh , beberapa hari kemudian ,menggunakan mobil milik bang Iwan double cabin warna merah.

 Kami berangkat dari Takengon lewat Celala, Beutong , Nagan Raya hingga Meulaboh. Seorang kakak saya Ahyarfati binti Harun Aman Tadjud hilang hinga kini bersama tsunami. 

Kak Yar, begitu kami memanggilnya hilang bersama seorang anaknya. Kakak menjadi bidan disana. Menikah dengan Bang Ruslan Abbas , warga Meulaboh.

 Selama beberapa disana, setelah bertemu keluarga kakak saya yang tersisa, kami pulang lewat Beutong. Kami terjebak di Beutong selama beberapa hari karena jalan longsor.

 Kami menginap dan dijamu Geucik Beutong yang baik hati. Bersama puluhan orang lainnya. Semuanya dijamu Sang Geucik, saya lupa namanya. Semoga Allah merahmati sang dermawan Geucik Beutong. 

... 

Pernah satu kali , saya dan bang Iwan Gayo melakukan sebuah perjalanan ke Bergang. Kami melihat bekas pertambangan emas di jaman Presiden Soeharto.

 Ditemani seorang mantan pekerja tambang sebagai pemandu. Sang pemandu menceriterakan tambang itu dikelola asing. Semua kebutuhan penambang diantar lewat helikopter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun