Mohon tunggu...
Win Ruhdi Bathin
Win Ruhdi Bathin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani kopi

saya seorang penulis, belajar menulis.....suka memoto, bukan fotografer...tinggal di pedalaman Aceh sana. orang gunung (Gayo). Kini coba "bergelut" dengan kopi arabika gayo olahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Jalan Bang H Iwan Gayo. Penulis Buku Pinter

28 Desember 2024   20:42 Diperbarui: 29 Desember 2024   15:25 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu buku bang Iwan Gayo yang dihadiahkan kepada saya. Foto koleksi pribadi.

 Kem penambang berada tak jauh dari sungai Bergang yang mengandung emas. Meski berada di hutan, kem pekerja itu dipenuhi makanan mewah yang dipasok lewat heli dari Bireuen. 

Namun setelah kejatuhan rezim Soeharto, penambangan emas di Bergang inipun bubar dan pengusaha asingpun meninggalkan kawasan Bergang. 

Kami bermalam di rumah warga setempat. Satu rumah kecil untuk pengembalaan ternak kerbau. Paginya , sang pemilik ternak memerah susu kerbau.

 Susu tersebut kemudian dimasak sebentar lalu dicampur nasi. Luar biasa nikmatnya.

 .... 

Pekerjaan besar lainnya dari seorang Iwan Gayo adalah ketika beliau mengerahkan 430 orang kepala desa ke Senayan , gedung DPR RI. Para Kepala Desa ini meminta Provinsi Aceh dimekarkan dengan Provinsi baru , ALA. Aceh Leuser Antara.

 Saat gubernur Aceh dipimpin Irwandi Yusuf , Iwan Gayo ditarik ke Banda Aceh. Diberi ruangan khusus di Meuligo Gubernur. 

Saya beberapa kali bertemu dengan bang Iwan disana. Namun usulan usulan program.percepatan penbangunan wilayah tengah dan tenggara tak didukung Dpra dan dana, bang Iwan balik ke Jakarta.

 ... Bang Iwan menurutku adalah seorang yang visioner. Selalu berpikir dan bekerja secara spesial dimana orang lain sulit atau tak mampu mengerjakannya. 

Sebut saja buku pinter yang dibuatnya terjual banyak. Best Seller. Uangpun mengalir ke rekening bang Iwan dari royalti bukunya. 

"Terkadang saya tak tahu buku mana yang saya buat laris di pasaran. Lalu uangnya masuk ke rekening saya dari royalti"' kata Iwan tersenyum satu ketika. Buku buku yang dibuat bang Iwan seprti mesin uang baginya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun