Mohon tunggu...
Win Ruhdi Bathin
Win Ruhdi Bathin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani kopi

saya seorang penulis, belajar menulis.....suka memoto, bukan fotografer...tinggal di pedalaman Aceh sana. orang gunung (Gayo). Kini coba "bergelut" dengan kopi arabika gayo olahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pohon Kopi adalah Agroforestri

11 Februari 2023   08:14 Diperbarui: 11 Februari 2023   08:15 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri Wahyuni, aktivis perempuan Aceh. Meluncurkan kopi produknya dengan Brand Blang Panas Hutan Kopi, Jumat 10 Pebruari 2023. Foto koleksi pribadi

"Kopi itu adalah dunia hitam. Mereka yang berada di hilir akan sangat takut bila semua petani mengolah kopinya. Roastery di kota besar akan kehilangan pekerjaannya", tegas Armiyadi.

"Kita yang tanam kopi. Orang lain yang kaya",tambah Armiyadi. Untuk itu petani harus sadar dan didorong mengolah kopinya.

Selain itu,.para petani Gayo harus cerdas. Kopi Gayo yang sudah punya nama, diikutkan dalam berbagai kompetisi kopi dunia. Agar mendapat nilai jual tinggi.

Dengan skor tinggi , kopi Gayo dibeli dengan harga Rp. 600 ribu - 3 juta perkilonya. Seperti pernah dialaminya karena menang di festival kopi.

Selama ini skor kopi Gayo masih berada dibawah geisha Panama dengan skor 9.6. Sementara kopi Gayo dengan skor 9.

"Skor kopi Gayo bisa mencapai 10. Karena ada potensinya. Tergantung kejelian petani dan cara mengolahnya", para Armiyadi.

Diterangkan saat ini produksi kopi dunia turun 60.persen karena faktor iklim. Itulah sebabnya kopi Gayo saat ini dijual lebih mahal. Rp.115 ribu hingga 165 ribu perkilo.

Menutup diskusi Launching Belpa Hutan Kopi, Adi Armiyadi menilai Pemda Aceh Tengah belum berpihak pada  petani kopi.

Tapi lebih suka membangun proyek fisik yang jelas fee 10 persennya. Padahal kopi Gayo sudah ratusan tahun tumbuh di Gayo.

(Win Ruhdi Bathin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun