Kopi Belpa Hutan Kopi itu bermakna Blang Panas yang tumbuh dipinggir hutan Blang Panas. Disana masih ditemui berbagai hewan.
Seperti monyet ekor panjang dan berbagai jenis burung. Dan merupakan catchmen area.
Sri berencana akan menjadikan kawasan tersebut kawasan agroforestri, agro wisata, home stay dimasa depan.
Bahkan sebagian hasil kopi tersebut akan didedikasikan Sri bersama suami dan keluarganya untuk lingkungan, seperti konservasi.
Sri menilai , tanaman kopi adalah anugrah Allah karena pro lingkungan dan ditutupi naungan berbagai jenis tanaman lain.
Seperti lamtoro, nangka, jeruk, kayu manis, alpukat, markisa, jernang dan sejumlah pohon lain, yang bisa hidup berdampingan.
Adi Armiyadi, seorang petani dan pengusaha kopi yang sukses di Takengon , mengatakan bahwa apa yang dilakukan Sri adalah satu langkah benar dan perlu ditiru.
Karena dengan mengolah kopi , petani mendapat keuntungan lebih yang selama ini diambil para Toke.
Dalam satu kilo kopi jika diolah menjadi bubuk akan menghasilkan 65 cangkir. Dengan keuntungan Rp.600 ribu.
Fathan Muhamad Taufik, seorang penyuluh yang juga pengamat cuaca serta penulis, menilai cuaca saat ini sangat ekstrim perubahannya. Ini berdampak pada kopi.
Fathan menilai apa yang dilakukan Sri sangat inspiratif dan bisa ditiru perempuan lainya. Fathan yang menulis di berbagai media ini ingin menulis kisah inspiratif Sri Wahyuni. Agar menjadi narasi Nasional.