Apakah pak guru Sri Waluyo nanti akan menjual cerutu nya?
![Sri Waluyo, guru matematika yang membuat cerutu. Karena rendahnya harga tembakau. Cerutu dijual jauh lebih mahal. Dibanding tembakau rajang. Foto. Wrb. Koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/30/img-20210309-173517-60630ec4d541df1a820d4152.jpg?t=o&v=555)
Untuk pak guru, petugas dari dinas bersangkutan yang datang kerumah pak guru di Paya Tumpi Baru.
Memberitahu syarat yang diperlukan, lalu pulangnya diberi cerutu. Soal pemberian cerutu gratis,.pak guru memang boros.
Cerutu tanpa merek pak guru sudah populer di Takengon dan sekitar provinsi Aceh. Apalagi masih gratis.
![Pak guru berada di ruang kerjanya. Bagian belakang rumahnya. Yang dulunya adalah lahan penjemuran kain istrinya. Foto wrb. Koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/30/img-20210330-182610-60630e2f8ede482403245d52.jpg?t=o&v=555)
Ijinnyapun sedang diproses. Saat kutanya, bagaimana dengan modal usaha untuk semua itu. Apakah ada pihak yang terkait bermurah hati. Meminjamkan modal ?
Pak guru Sri Waluyo, hanya menjawab pelan. Bahkan nyaris tak terdengar. Sambil melihat ke tanah. Meletakkan kedua tangannya di kepala. Berucap, " saya sedang menunggu Belas Kasihan Tuhan....!".