Menunggu Belas Kasihan Tuhan..
Filosofi cerutu, menurut pak guru Sri Waluyo adalah simbol kesuksesan, kekuasaan dan persahabatan.
Cerutu itu, dibuat dengan tiga lapis. Filler, bagian dalam cerutu. Lalu diikat atau dibungkus Binder. Kemudian dibungkus paling luar, disebut Wrapper.
...
Pak guru Sri Waluyo, kini sibuk dan  banyak mendapat kunjungan. Setelah memperkenalkan cerutu buatannya .
Sekitar tiga ton panen tembakaunya, semuanya dijadikan cerutu dan dibagikan secara gratis. Kepada siapa saja yang datang  ke rumahnya.
Atau saat pak Guru mengunjungi kenalannya. Bahkan saat menunggu kopi gayonya diroasting di roastery, seputaran Takengon.
Pak guru Sri Waluyo, selalu membawa cerutunya dalam.kotak exlusif. Promosi.
Di Banda Aceh , dalam satu  rapat koordinasi tingkat provinsi NAD, cerutu pak guru diperkenalkan. Banyak yang antusias. Tentu saja para pihak yang terkait .
Seperti Dinas perdagangan, bea cukai , pertanian , dan lain lain. Respon positif. Bahkan, setelah ekspos itu , diikuti oleh kunjungan. Dinas terkait tentu saja melihat potensi cerutu pak guru, sebagai penerimaan pajak dari cukai. Sumber baru keuangan negara.
Dan pak guru, menyambut baik semua itu. Melayani sepenuh hati dan memberi olah -oleh cerutu.