Retribusi diambil dari kopi kopi yang dijual atau dikirim ke luar daerah. Perkilonya sekitar Rp 300 rupiah ( angka ini harus di cek  ulang oleh pembaca).
Pertahunnya, Pemda mendapat milyaran rupiah. Dan kopi, masih di tangga teratas penyuplai uang bagi kas daerah (PAD).
Sementara itu, setiap tahun , nilai perdagangan kopi Gayo untuk Aceh Tengah saja, mencapai rp.2 trilyun lebih.
Angka ini , angka lama. Ada yang bilang mencapai Rp .5-9 trilyun. Wow...
Setengahnya terpakai untuk uang habis pakai. Gaji asn, DPRK, kertas, mobil dinas mewah, kunker, sewa dll.
Selebihnya untuk proyek yang ber fee tentu saja. Dan karena fee itu banyak yang di hotel prodeo dan ribut berjamaah. Dan semua uang itu , tak ada satupun untuk sekedar simbol kopi.
Simbol kopi atau ikon kabupaten ini, minimal untuk swa foto bahwa sudah berada di Kabupaten Kopi Indonesia, Takengon, Aceh Tengah, Indonesia. Anggota Asean.
Tapi sudahlah , masih banyak nasi yang akan ditanak. Meski banyak nasi - Â nasi yang jadi bubur.
Menurut catatan saya yang awam. Ada dua orang warga Takengon yang hanya warga biasa. Membuat ikon kopi.
Mereka bukan poli-tikus atau biro-krat ( bukan krat krat atau bagi bagi). Hanya warga sipil biasa yang terkadang tak memiliki uang di tabungan.