Mohon tunggu...
winata nyoman
winata nyoman Mohon Tunggu... -

karyawan swasta tinggal di Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bom Bali I, Mangku Pastika dan Kutukan Terhadap Bali

14 November 2013   11:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:11 3056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam hal komunikasi dengan rakyat, acara simakrama Gubernur sering digelar. Ini merupakan upaya yang baik terutama untuk menyerap aspirasi rakyat. Hanya saja tidak pernah ada indikator yang jelas apakah serapan aspirasi rakyat memang benar-benar dilaksanakan atau hanya berhenti sebatas “ditampung”. Yang bisa dibaca sepintas bahwa Simakrama Gubernur dipergunakan sebagai ajang curhat MP mengenai kebijakan-kebijakannya yang dikritik oleh media.

Prestasi membanggakan dari MP semasa menjadi Gubernur Bali adalah tingkat kemiskinan yang berada di bawah rata-rata nasional. Artinya bahwa orang miskin di Bali lebih sedikit dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia. Menurut keterangan Menteri Dalam Negeri, tingkat kemiskinan masyarakat Bali adalah kedua terendah di Indonesia setelah DKI Jakarta. Sementara dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) prestasi Bali dipimpin MP bisa dikatakan membanggakan karena di atas angka nasional. Jika IPM nasional ada di angka 72,77, IPM di Bali ada pada angka 72,84. Mendagri memuji kinerja MP selama 5 tahun masa jabatan pertamanya.

Tetapi apakah itu karena program-program pemerintahan Gubernur Bali di bawah MP? Tentu masih bisa diperdebatkan, mengingat bergeraknya sektor pariwisata dengan sangat pesat, telah melahirkan jutawan-jutawan baru di Bali. Namun sayangnya jutawan tersebut bukan karena murni usaha, melainkan karena maraknya penjualan aset berupa tanah.

Gemerlap pariwisata Bali telah memancing banyak sekali pemodal besar datang ke Bali. Dengan jumlah uang berlimpah dari para investor, berapa pun harga jual tanah di Bali hampir bisa selalu dibeli. Di Bali, banyak orang kaya baru karena menjual tanahnya. Mereka memiliki uang bermilyar-milyar.

Alih fungsi lahan berlangsung dengan fantastis. Berbagai fasilitas pariwisata dibangun seolah-olah tanpa kendali. Semua investor disambut dengan tangan terbuka bahkan cenderung kebablasan. Investor sudah diidentikan sebagai dewa penyelamat bagi rakyat Bali.

Kini berbagai persoalan sedang membayangi gemerlap pariwisata. Salah satu yang sudah paling nyata dirasakan adalah terjadinya krisis air bersih. Lalu ada juga persoalan kawasan resapan yang makin berkurang karena pembangunan yang merambah hampir semua sisi hingga pelosok pedesaan. Kerusakan lingkungan mungkin akan semakin parah di masa akan datang. Sementara secara sosial dan ekonomi, di depan mata terhampar bayangan ketersisihan rakyat Bali. Budaya kerja keras yang makin meluntur, dan sikap hedonisme yang makin merajalela akan menyisihkan manusia Bali secara perlahan namun pasti.

Dalam kondisi seperti ini, rakyat Bali sebenarnya membutuhkan pemimpin yang memerdekakan jiwa. Pahlawan sesungguhnya adalah mereka yang bisa memerdekan jiwa manusia lainnya, bukan memaksakan kebenarannya sendiri. Bali membutuhkan pahlawan yang menyadarkan kepada rakyat Bali bahwa pembangunan ekonomi dengan pariwisata adalah penuh dengan risiko. Kehati-hatian menjadi aspek penting karena jika tidak, dimasa depan, Pariwisata justru akan menjelmakan Bali sebagai neraka tidak lagi sebagai surga bagi anak cucu kita. [b]

Catatan penulis:
Tulisan ini adalah murni opini pribadi, tidak mewakili institusi manapun. Dibuat untuk mengenang kembali Bom Bali I dan dampaknya Bagi Bali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun