Setelah meninjau lokasi test kami kembali ke penginapan sambil membeli makan malam, untuk kami berempat, aku, Bedil, Aim dan Mas Yono. Â
Pagi hari menjelang pukul 6 pagi kami sudah siap, aku, Bedil dan Aim keluar kamar, sekaligus cek out, karena batas cek out pukul 12 siang, sedangkan kami akan mengikuti test sampai sore.Â
Aku menyerahkan kunci ke resepsionis penginapan, lalu ke keluar menuju ke area parkir untuk memasukkan barang bawaanku ke mobil. Mas Yono sudah membuka bagasi mobil, satu persatu kami menaruh bawaan kami ke bagasi.Â
Kami berjalan ke luar area penginapan menuju ke Labtek I, di sebelah kiri jalan, di depan masjid Salman ITB, ada ibu-ibu yang menjual nasi uduk, di depan gerobaknya terdapat meja dan beberapa kursi, kami bertiga duduk lalu memesan nasi uduk, ada dua pilihan lauknya telor ceplok berbalut sambel dan telor bulat juga berbalut sambel. Nasi uduk, telor, mie, tempe orek, dan kerupuk menjadi menu sarapanku pagi itu.Â
Bapaknya Bedil yang sedari tadi mencoba mengabadikan langkah kami, menghampiri seraya bertanya kepada Ibu penjual nasi uduk, "Saberaha iye sadayana, nasi uduk tilu?", ujarnya mencoba dialek setempat. "Lima puluh hiji", ujar Ibu si penjual nasi uduk.Â
Bapaknya Bedil membuka aplikasi internet banking dari smartphonenya lalu mengarahkan pada QR code yang menempel di Gerobak, lalu ia memasukkan PIN dan jumlah nominal yang akan dibayarkan, lalu ia menekan"lanjutkan", dan pembayaran pun berhasil dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H