Hari sudah pagi, suara pesawat terbang kembali terdengar dengan jelas, aku belum begitu akrab dengan suara hilir mudik pesawat terbang yang melintas di udara dengan suara yang cukup jelas. Usai mandi pagi aku mencuci pakaian dan menjemurnya di garasi depan rumah. Mas Yono, keluar rumah mengenakan sandal selop warna coklat bercelana pendek, kemeja tangan pendek warna kebiruan dan abu-abu, dan mengenakan topi putih. Ia menstarter motornya dan dalam sekejap hilang dari pandangan.Â
Tak lama ia kembali dengan membawa plastik tentengan yang berisi empat bubur ayam yang dikemas dalam sterofoam berwarna putih. Sterofoarm dialasi plastik lalu dituang bubur nasi, suwiran ayam, kacang kedelai goreng, irisan daun bawang dan bawang goreng dan emping goreng. Plastik lainnya berisi kuah dan sambel. "Ayo sarapan dulu, mumpung masih anget, ini bubur ayam terenak disini," ujarnya. Â
Pagi ini kami akan mengantarkan Bedil dan Bapaknya melanjutkan perjalanan ke Bandar Lampung, dengan naik bis di Kebon Nanas.Â
Untung saja aku capek banget, jadi walaupun ada suara pesawat terbang hilir mudik tetap bisa tidur. Ya, hampir tengah malam aku baru tiba dari Bandung, setelah menjalani hari-hari berat.Â
Kamis sore aku tiba di Bandung, berbekal google map aku menuju ke penginapan yang sudah aku pesan beberapa hari lalu. Sore itu juga aku berjumpa dengan 2 orang temanku. Aim dari Medan dan Bedil dari Lampung. Â
Aku memesan 2 kamar di penginapan Wisma Dago. Satu kamar untuk Bapaknya Bedil dan sepupuku, Mas Yono, yang menjemput dan juga mengantarkan ku ke Bandung menggunakan mobil pribadinya. Aku menginap di rumahnya Rabu malam Kamis lalu. Paginya kami berangkat ke Bandung.Â
Sore itu juga kami bersepakat untuk meninjau lokasi test, supaya jumat pagi nanti tidak lagi panik. Kami bertiga, aku, Bedil dan Aim, naik ke Mobil, Mas Yono menstarter mobilnya, bergerak mundur, lalu keluar gerbang penginapan menyusuri jalan Ciungwanara, di pertigaan ia belok kanan ke jalan Ganesha.Â
Saat hendak memasuki gerbang kampus, seorang petugas keamanan mendekat dan mengarahkan kami untuk parkir di luar. "Ya, udah kalain turun, biar aku mencari tempat parkir", ujar Mas Yono, seraya menekan tombol central lock.Â
Segera kami turun dan berjalan, lalu seorang petugas keamanan kampus, menghampiri dan menanyakan keperluan kami.Â
"Kami akan mengikuti test di Labtek I," ujarku kepada petugas keamanan. "Lewat ini lurus saja, nanti gedungnya di belakang pohon cemara yang tinggi itu ya dik," jelasnya.Â
Kami berjalanan melintasi beberapa taman, lapangan basket juga panggung terbuka, lalu kami belok kanan ke arah Jalan III, tak lama kami mendapati gedung Labtek I.Â
Setelah meninjau lokasi test kami kembali ke penginapan sambil membeli makan malam, untuk kami berempat, aku, Bedil, Aim dan Mas Yono. Â
Pagi hari menjelang pukul 6 pagi kami sudah siap, aku, Bedil dan Aim keluar kamar, sekaligus cek out, karena batas cek out pukul 12 siang, sedangkan kami akan mengikuti test sampai sore.Â
Aku menyerahkan kunci ke resepsionis penginapan, lalu ke keluar menuju ke area parkir untuk memasukkan barang bawaanku ke mobil. Mas Yono sudah membuka bagasi mobil, satu persatu kami menaruh bawaan kami ke bagasi.Â
Kami berjalan ke luar area penginapan menuju ke Labtek I, di sebelah kiri jalan, di depan masjid Salman ITB, ada ibu-ibu yang menjual nasi uduk, di depan gerobaknya terdapat meja dan beberapa kursi, kami bertiga duduk lalu memesan nasi uduk, ada dua pilihan lauknya telor ceplok berbalut sambel dan telor bulat juga berbalut sambel. Nasi uduk, telor, mie, tempe orek, dan kerupuk menjadi menu sarapanku pagi itu.Â
Bapaknya Bedil yang sedari tadi mencoba mengabadikan langkah kami, menghampiri seraya bertanya kepada Ibu penjual nasi uduk, "Saberaha iye sadayana, nasi uduk tilu?", ujarnya mencoba dialek setempat. "Lima puluh hiji", ujar Ibu si penjual nasi uduk.Â
Bapaknya Bedil membuka aplikasi internet banking dari smartphonenya lalu mengarahkan pada QR code yang menempel di Gerobak, lalu ia memasukkan PIN dan jumlah nominal yang akan dibayarkan, lalu ia menekan"lanjutkan", dan pembayaran pun berhasil dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H