"Kailaaaa  " suara lembut bunda menahan tawa kakak, aku tambah benci kakak.
" Apa benar yang Adek bilang, Kak?" tanya ayah kepada kak Kaila.
Kak Kaila masih terus tertawa  "itu cuma judul Cerpen Kaila,Yah.  Adek aja yang salah baca, itu tulisannya Cinta Ungu By Kaila,  gitu."
"Tu kan Dek, itu Cuma judul cerpen, makanya jangan buruk sangka dulu, kemaren adek yang ribut pingin ikut di acara Kakak kan?, harusnya adek juga bangga kakak jadi juara, adek harus rajin menulis, siapa tahu Adek juga berbakat seperti kakak ya?". Â Nasehat lembut bunda meluluhkan perasaanku, Aku tertunduk sambil mengangguk, Aku malu sekali. Ternyata aku salah, seharusnya kemaren Aku tidak berkeras ikut di acara kakak, seharusnya Aku biarkan kakak mengajak nenek. Pasti nenekpun akan bangga dan senang diajak kakak naik pentas dan menerima piala seperti yang dilakukan teman-temak kakak yang lain. Seharusnya aku tidak egois. Kakak, Ayah, Bunda, Nenek, maafkan Adiba ya.. bisik batinku karena Aku memang tidak bisa seperti kakak yang selalu bisa mengungkapkan apa saja. Tapi satu hal Aku sayang kalian. Aku berjanji akan menjadi seperti kakak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H