Makanan  / bahan diambil oleh pihak aktivis organisasi kemasyarakatan, karang taruna,  hingga user biasa yang mendedikasikan dirinya sebagai pihak distributor dan  diteruskan ke pihak yang membutuhkan
Metode  ini merupakan cara termudah untuk menyalurkan donasi makanan tanpa harus  melakukan visitasi ke lembaga yang membutuhkan satu per satu. Makanan instan  atau kaleng juga dapat didistribusikan lewat mode II ke daerah 3T ataupun  daerah pasca bencana. Skenario distribusi NGO ke institusi seperti pondok  manula sangatlah vital, sebab akan ada tahap "ageing population" dimana populasi non-produktif diatas 60 akan  mendominasi piramida penduduk. Ageing population terjadi disaat bonus  demografi berakhir pada transisi 2035. Mirisnya, tidak semua masyarakat tua  memiliki bekal investasi khusus atau anak yang menemani. Sehingga, bantuan  pokok berupa makanan atau bahan sangatlah berharga.
Mode III
Makanan / bahan diantarkan langsung  oleh pihak pemberi  makanan ke titik  pilihan yang telah direkomendasikan lewat GPS oleh masyarakat sekitar
Masyarakat yang menemui keluarga tidak  mampu atau anak yatim misalnya dapat menentukan titik GPS dari kediaman  mereka. Dalam metode distribusi ini, donatur juga dapat terhubung langsung  dengan ojek online untuk delivery makanan dari titik yang direkomendasikan  user lain.
Dalam memaksimalkan kinerja "BagiKan!" dan partisipasi masyarakat, beberapa tahap akan dikakukan, antara lain:
1) Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan oleh staff developer "BagiKan!" per wilayah  untuk menjelaskan tujuan dan gambaran masyarakat setelah "BagiKan!" dicanangkan. Sosialisasi berfungsi sebagai socialengineering yang ditujukan ke tiap organisasi (NGO) kemasyarakatan dan kepemudaan seperti karang taruna, aktivis hijau, serta organisasi sekolah dan kampus.
Sosialisasi juga dilakukan lewat video dan infografis di youtube, instagram, hingga Facebook dengan bantuan targetedadvertisement yang menjajikan segmentasi target marketing akurat. Tak lupa pula kampanye online "BagiKan!" dengan bantuan Search Engine Optimatization (SEO) agar "BagiKan!" masuk ke hasil pencarian teratas Google demi mencapai tren masyarakat.
Pesan sosialisai yang disampaikan mengandung tiga hal,rekonstruksi paradigma memakan "makanan sisa", pembangkitan  empati, dan training tata teknis penggunaan platform. Rasa empati masyarakat digugah tidak hanya dengan menggunakan influencer digital, penggambaran deru kemiskinan dan situasi TPA kita sekarang,  tetapi juga dengan memperlihatkan data ketidakseimbangan distribusipangan,  data stunting dimana 1 dari 3 balitakekurangan asupan proprosional (Foodbank, 2018), termasuk pula peningkatanekstrim sampah makanan tahunan beserta implikasinya.
Dengan adanya visualisasipeningkatan sampah makanan yang terbuang percuma, rekonstuksi paradigma"makanan sisa" yang identik dengan "kaum marjinal yang meminta-minta" akanterubah karena berbagi makanan tidak lagi ditujukan sebagai belas kasihan,tetapi merupakan bentuk bentuk kesadaran diri untuk konservasi alam bersama.