Mohon tunggu...
WIMA Harsono
WIMA Harsono Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Lingkungan, Sosial, Politik dan Religi

Pemerhati Lingkungan, Sosial, Politik dan Religi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dilema Kaum Nahdliyin Dalam Pilpres 2024

7 Februari 2024   11:39 Diperbarui: 7 Februari 2024   12:54 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang perlu kita ingatkan bersama bahwa , jika diantara kita dengan sengaja, ikut memilih pilihan dari sosok religi yang selama ini sudah jadi panutannya, tapi menurut pandangan hati nuraninya  ada yang tidak baik dilakukan oleh panutannya tersebut dalam menentukan pilihannya, atau pandangan yang tidak baik terhadap calon pemimpinnya yang akan dipilihnya, maka sangat berat nanti dalam mempertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT,  dan  hisapnya akan lama di akhirat nanti, dibanding masa jabatan calon yang dipilihnya.

Kalau toh, ternyata beda pilihan dengan panutannya, dan ternyata pemimpin yang dipilih nanti setelah terpilih menjadi pemimpin, melakukan sesuatu yang menyimpang dari etika, moral dan  ajaran Islam,  maka Insya Allah, Allah SWT akan memaafkan, karena, saat memilih calon pemimpin tersebut,  menurut hati nuraninya adalah orang  baik, amanah dan memenuhi kriteria untuk jadi pimpinan. Dan yang pasti  tidak  tahu apa yang akan dilakukan oleh pimpinan yang dipilihnya nanti setelah terpilih jadi pemimpin.

Bagi muslim yang taat, muslim yang mengedepankan nilai-nilai ajaran Islam, muslim yang menggunakan hati nurani yang dalam dalam mengambil suatu keputusan,  dan yang takut akan konsekuensi nanti di hadapan Allah SWT, pasti akan sangat hati-hati dalam menentukan pilihannya.

Tidak masalah calon pemimpin yang dipilih nanti menang atau kalah dalam pemilihan, tapi di pihak mana kita berdiri saat itu, yang akan dinilai Allah SWT.

Masih ingat cerita Nabi Ibrahim  a.s, yang dibakar raja Namrud ? Kala itu ada burung pipit yang mengambil air dengan paruhnya yang kecil,  yang digunakan untuk menyiram ke kobaran api yang sangat besar, yang sedang membakar Nabi Ibrahim a.s, dengan tujuan untuk memadamkan kobaran api tersebut. Dan ada cicak yang menghembuskan udara dengan mulutnya ke kobaran api tersebut, dengan tujuan agar api terus menyala.

Kedua tindakan makhluk tersebut sedikitpun tidak akan berpengaruh dengan api yang berkobar-kobar membakar Nabi Ibrahim a.s. tapi di sisi Allah SWT sangat bernilai, yaitu dimana keberpihakkan saat itu. Allah menilai kemuliaan burung pipit yang bertujuan memadamkan api, sedangkan cicak, sangat hina karena bertujuan mengobarkan api tersebut.

Yang perlu diingat adalah bahwa yang menang belum tentu yang benar, dan yang benar belum tentu yang menang. Jadi buat kaum nahdliyin khususnya dan umat Islam pada umumnya,  gunakan hati nurani dalam menentukan pilihan pemimpinnya saat Pilpres 2024 nanti.

Tidak harus mengikuti panutan religinya kalau dinilai menyimpang dari ajaran agama Islam. Namun demikian harus tetap menghormati dan menghargai panutan religinya,  selama tidak menyimpang dari norma, etika dan ajaran yang Islami.

Ingat, beda pilihan tidak dosa, tapi salah pilihan bisa menjurus ke neraka, karena kelak akan ditanya dan dimintai  pertanggungjawabannya dihadapan Allah SWT. (WMH)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun