Mohon tunggu...
Willy Radinal
Willy Radinal Mohon Tunggu... Dosen - Radinalism Opinion

Akademisi dan Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membangun Harapan di Tengah Pandemi dengan "Shifting"

21 Juni 2020   14:17 Diperbarui: 21 Juni 2020   14:11 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada saat ini, Indonesia bahkan dunia sedang dalam kondisi yang tidak menentu. Pandemi covid-19 yang terjadi tidak hanya mengganggu stabilitas di sektor kesehatan, tetapi juga memiliki efek domino ke sektor-sektor lainnya, seperti pendidikan, ekonomi, sosial, dan politik.

Jika ditelisik lebih jauh, kita akan sepakat bahwa tidak ada satupun negara di dunia yang siap menghadapi permasalahan ini, termasuk Indonesia.

Indonesia merupakan salahsatu negara yang terdampak cukup parah dalam pandemi ini, gejolak-gejolak mulai terjadi di masyarakat terutama berkaitan dengan persoalan ekonomi.

Tidak hanya pelaku usaha mikro, atupun ultra mikro, pelaku-pelaku usaha makropun terkena dampak pandemi ini, sehingga hal tersebut mempengaruhi terhadap banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan, kehilangan penghasilan, dan penuruan pendapatan.

Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang memiliki sejarah panjang dalam perjuangan mempertahankan kedaulatan. Oleh karena itu, kita harus meyakini bahwa bangsa Indonesia dapat melewati pandemi ini.

Rakyat boleh kehilangan pekerjaan, boleh kehilangan penghasilan, boleh kehilangan aset kepemilikan, tetapi ada satu hal yang tidak boleh hilang, yaitu harapan.

Di dalam usaha mempertahankan eksistensi kehidupan, tentu kita sebagai manusia harus selalu bertransformasi sesuai dengan kondisi zaman. Saat ini kita berada dikondisi yang tidak jelas, dan situasi yang tidak pasti, yang menuntut kita untuk bertindak dengan cerdas, termasuk bagaimana mengelola keadaan financial.

Pada dimensi kehidupan, ekonomi merupakan salahsatu faktor penting dalam mempertahankan eksistensi manusia. Oleh karena itu, kita harus mengambil langkah strategis pada bidang ekonomi dalam menghadapi situasi ini, yaitu dengan shifting.

Konsepsi Shifting

Konsep shifting dapat dikatakan sebagai sebuah wacana transformasi kehidupan secara nyata. Adapun shifting yang dimaksud dalam tulisan ini adalah peralihan dari sistem ekonomi lama, menuju sistem ekonomi baru.

Saat ini, segala kegiatan baik pendidikan, sosial, maupun ekonomi, mengalami pergeseran, yang awalnya berbasis pada interaksi langsung, beralih kepada interaksi virtual.

Maka dari itu, manusia harus melakukan adaptasi dengan melakukan shifting, yaitu bertransmigrasi dari sistem konvensional menuju ke sistem modern berbasis tekhnologi.

Pada dasarnya, menuju kehidupan berbasis tekhnologi merupakan grand plan dari kehidupan manusia di masa depan, yang mengharmonisasi antara sumber daya manusia sebagai variabel bebas dan tekhnologi sebagai variabel terikat, artinya dalam hal ini manusia harus mampu berperan sebagai pusat pengembangan inovasi dan pengendali dari tekhnologi.

Saat ini adalah momentum yang tepat untuk bangsa kita memanfaatkan kemajuan tekhnologi dengan maksimal. Pola kehidupan berbasis tekhnologi sangat dibutuhkan dalam menghadapi pandemi saat ini, hal ini dimaksudkan agar masyarakat tetap dapat produktif dan berkarya.

Kita ketahui bersama, bahwa masyarakat Indonesia adalah negara yang sangat mengenal baik dengan tekhnologi, hal tersebut dapat dilihat dari berkembang pesatnya bisnis-bisnis yang berbasis tekhnologi di Indonesia.

Masifnya penggunaan tekhnologi di Indonesia juga dapat dilihat dari data yang dikeluarkan We Are Social pada tahun 2020, yang menyatakan terdapat 175,4 juta pengguna internet di Indonesia, artinya Indonesia merupakan salahsatu basis pengguna tekhnologi terbesar di Asia, bahkan di dunia.

Foto : wearesocial.com
Foto : wearesocial.com

Jika melihat dari data tersebut, dapat terlihat begitu eratnya hubungan masyarakat Indonesia dan teknologi, tetapi pertanyaan besarnya adalah “Seberapa banyakkah masyarakat yang memanfaatkan tekhnologi sebagai basis kehidupan yang produktif ?”.

Shifting sebagai Langkah Strategis

Shifting merupakah salahsatu langkah strategis yang dapat dilakukan dalam menghadapi situasi saat ini, terutama dalam sektor ekonomi.

Pada situasi ini, ekonomi adalah salahsatu sektor yang terkena dampak pandemi cukup parah. Oleh karena itu, para pelaku ekonomi harus mulai berpikir melakukan perubahan dengan memanfaatkan tekhnologi dan ruang digital.

Shifting dapat dikatakan sebagai upaya dalam rangka menjaga bisnis, atau usaha tetap dapat bertahan dan bangkit dari kondisi ini. Tentu dalam merealisasikan hal tersebut, dibutuhkan sinergitas antara regulator dalam hal ini yaitu BI (Bank Indonesia), stakeholder, maupun para pelaku ekonomi itu sendiri.

Di dalam melakukan shifting, para pelaku ekonomi terutama pelaku ekonomi mikro, ultra mikro, ataupun menengah tidak perlu langsung shifting dengan membuat sistem digital sendiri, tetapi dapat dimulai dengan hal sederhana seperti memanfaatkan media sosial, atau dapat memaksimalkan platform penjualan online yang sudah tersedia, karena yang terpenting roda perekonomian harus terus berputar.

Pada implementasi shifting, tentu berkaitan dengan strategi pemasaran, artinya bagaimana mendesain strategi bisnis yang disesuikan dengan kondisi pasar saat ini, yaitu berbasis tekhnologi dan digital.

Berikut adalah contoh langkah shifting yang dapat dilakukan oleh para pelaku ekonomi demi menjaga eksistensi dan stabilitas kehidupan di tengah pandemi :

Pertama, melakukan resegmenting; Pada kondisi ini, tentu struktur pasar, serta kebutuhan konsumen pasti berubah. Oleh karena itu, para pelaku ekonomi harus melakukan segmentasi kembali pada kelas-kelas pasarnya, artinya para pelaku ekonomi harus melihat transisi digital ini sebagai momentum dalam melakukan perluasan segmentasi, sehingga bisnis atau usaha yang dijalankan dapat tetap bertahan dan berkembang dalam kondisi ini.

Kedua, melakukan retargeting; Dalam berjalannya suatu bisnis, tentu dibutuhkan penentuan target yang tepat dan terfokus, hal ini dimaksudkan untuk memberikan kepuasan dan pelayan prima bagi konsumen.

Kepuasan konsumen tentu harus menjadi tujuan utama dalam bisnis atau usaha, karena ketika konsumen puas, maka secara otomatis produk akan mengalami peningkatan permintaan, dan pada akhirnya bisnis atau usaha kita akan mengalami peningkatan profit.

Para pelaku ekonomi tentu harus menyadari keunggulan dari ruang digital, yang tentu tidak terikat ruang dan waktu, juga sangat efesien. Hal tersebut tentu akan membuka banyak peluang pada para pelaku ekonomi dalam menjaga kepuasan konsumen, dan memfokuskan target pasar, sehingga bisnis dapat terus mengalami perkembangan ke arah yang positif.

Ketiga, melakukan repositioning: Positioning adalah salahsatu variabel penting dalam berjalannya suatu bisnis, dalam hal ini pelaku ekonomi perlu merekontruksi image bisnis maupun mindsetnya, baik dari dalam maupun dari luar.

Di dalam memposisikan atau menempatkan bisnis di dalam persepsi konsumen tentu harus dimulai dengan merubah mindset diri sendiri. Para pelaku ekonomi harus menyadari bahwa sekarang adalah era digitalisasi, artinya konstruksi berpikirpun harus dibangun berasaskan modernisasi.

Setelah mindset berubah, tentu para pelaku ekonomi harus mempersiapkan bisnis untuk dapat bersaing dalam posisi bisnis yang berbasis tekhnologi, dengan mentransmigrasikan sistem kerja bisnis konvensional, ke sistem kerja bisnis modern.

Pada persaingan bisnis di ruang digital, tentu memliki potensi persaingan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ruang konvensional. Sehingga dengan melakukan repositioning, diharapkan bisnis atau usaha yang dimiliki tetap dapat menarik minat dan perhatian konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.

Berdasarkan pemaparan terkait konsep shifting sistem ekonomi tersebut, dapat dikatakan bahwa wacana tersebut sangat realistis untuk direalisasikan secara masif di Indonesia, dan juga shifting dalam dimensi ekonomi dapat menjadi langkah tepat dan strategis dalam membangun harapan di tengah pandemi.

Pada kondisi ini, tentu kita harus mampu beradaptasi dengan ruang sosial yang baru, sistem kerja yang baru, serta paradigma yang baru dalam memandang dunia. Oleh karena itu, kita harus melakukan perubahan salahsatunya dengan shifting yaitu dengan bergeser dari sistem lama, menuju sistem yang baru.

Masyarakat harus mulai membiasakan diri dengan kenormalan yang baru, beraktivitas dan berinteraksi sehari-hari dengan tetap menjaga protokol kesehatan, dan tidak mengurangi rasa waspada dimanapun berada, begitu juga pada dimensi ekonomi harus tetap menjadi perhatian.

Selama pandemi ini berlangsung, kita semua harus tetap konsisten dan penuh kesadaran dalam menjaga diri kita dan orang lain, tetap menjaga hubungan sosial, dan tetap bersikap tenang, sehingga bersama-sama kita dapat melewati situasi sulit di tengah pandemi ini.

Bangsa ini tidak boleh sampai menyerah, dan kehilangan harapan. Kita semua harus tetap optimis dan meyakini bahwa kita mampu melewati semua ini, dan dengan langkah shifting ini kita dapat mengkontruksi kembali sendi-sendi sistem kehidupan yang telah terdegradasi.

Realisasi shifting tentu tidak dapat diwujudkan dengan mudah. Tetapi dengan visi, semangat, konsistensi, serta komitmen bersama, baik dari masyarakat, stakeholder, dan juga dukungan dari negara dalam hal ini Bank Indonesia dan juga Kementerian Keuangan, kita yakini hal tersebut dapat diwujudkan.

Bank Indonesia (BI) bersama penyedia platform digital bersinergi mendukung kesiapan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). (7/2019). Foto: bi.go.id
Bank Indonesia (BI) bersama penyedia platform digital bersinergi mendukung kesiapan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). (7/2019). Foto: bi.go.id

Bank Indonesia merupakan lembaga keuangan negara yang salahsatu fungsinya adalah sebagai regulator. Tentunya BI harus membuat regulasi yang dapat mendukung berkembangnya sistem ekonomi digital yang berbasis tekhnologi bagi usaha ultra mikro, mikro, kecil, menengah, maupun makro, sehingga perekonomian Indonesia dapat tetap tumbuh di tengah pandemi.

Indonesia adalah bangsa yang hebat, dan dengan tetap menjaga semangat, harapan, dan do’a, kita semua optimis Indonesia akan mampu melewati kondisi ini, mampu memenangkan perang melawan pandemi ini, dan pada akhirnya kita akan melihat ibu pertiwi tersenyum kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun