Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Fakta Ikan Buntal, Hewan Eksotis yang Membawa Toksin Berbahaya

29 Juni 2021   14:14 Diperbarui: 29 Juni 2021   14:15 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada keracunan parah, kematian dapat terjadi akibat kelumpuhan pernapasan.

Hati, gonad (ovarium dan testis), usus dan kulit ikan buntal biasanya mengandung racun.

Ikan buntal harus dibersihkan dan dipersiapkan dengan baik agar organ-organ yang mengandung racun dikeluarkan dengan hati-hati dan tidak mencemari daging ikan

Toksin dalam ikan buntal juga tidak dapat dihancurkan dengan memasak atau membekukan.

Faktanya, pembekuan dan pencairan produk sebelum pembuangan organ beracun dapat menyebabkan migrasi racun ke dalam daging ikan.

Ikan Buntal Dan Budaya Konsumsi Modern

Masyarakat memang tidak disarankan untuk tidak mengkonsumsi ikan buntal, namun pengalaman eksotis dan kurangnya pengetahuan atas bahaya konsumsi hewan laut tersebut membuatnya masih jadi sajian.

Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat sendiri sudah memperingatkan restoran dan pasar ikan yang menyajikan atau menjual ikan buntal untuk tidak membeli atau menjual produk ini kecuali itu diperoleh dari sumber aman yang diketahui.

Di Jepang, ikan buntal disebut fugu dan merupakan suguhan yang sangat mahal dan lezat. Mereka disiapkan hanya oleh koki fugu yang terlatih dan berlisensi.

Baca juga: "Sashimi Ikan Buntal yang Hanya Ada di Jepang, Mahal dan Amankah?" oleh Stefani Ditamei

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun