Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Cumi-cumi: Manfaat dan Resiko dari Konsumsi Rutin Makanan Laut

28 Juni 2021   10:20 Diperbarui: 8 Juli 2021   17:42 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cumi-cumi adalah hewan laut yang populer di seluruh dunia. Sebagai bahan makanan, cumi dikenal murah, serbaguna, dan enak.

Cumi bisa dipanggang, dibakar, direbus, direbus, dan bahkan dimakan mentah sebagai sashimi.

Salah satu olahan cumi yang paling populer adalah cincang, dilapisi tepung roti, dan digoreng.

Cumi goreng memiliki lebih banyak kalori daripada kebanyakan olahan cumi lainnya. Cumi-cumi yang ditangkap secara komersial biasanya ditangkap di lepas pantai, terkadang jauh di laut.

Banyak spesies cumi-cumi yang berbeda dipancing dan dimakan. Pada tahun 2002, spesies cumi-cumi yang paling sering ditangkap adalah cumi-cumi Eropa, cumi-cumi sirip pendek Argentina, cumi-cumi terbang jumbo, dan cumi-cumi terbang Jepang.

Perikanan cumi terbang jumbo saat ini paling produktif di dunia. Jelas, ada permintaan yang tinggi untuk cumi-cumi.

Ini menimbulkan pertanyaan, apa manfaat dan risiko kesehatan dari konsumsi cumi-cumi?

Potensi Manfaat Cumi

Manfaat kesehatan cumi-cumi sering dikaitkan dengan kandungan proteinnya yang tinggi, mineral, dan rendah kalori. Ini bisa menguntungkan bagi mereka yang membutuhkan asupan protein, tanpa kemudian mengonsumsi kalori lebih besar.

100gm porsi cumi hanya memiliki 75 sampai 85kcl kalori, namun akan lebih tinggi jika digoreng.

Baca juga: "Kuliner Makanan yang Menggunakan Tinta Cumi dan Manfaatnya" oleh Stefani Ditamei

Cumi tidak mengandung karbohidrat. Mereka yang takut karbohidrat dan mereka yang menjalani diet keto dapat memasukkan cumi-cumi ke dalam daftar makanan mereka karena tidak mengandung karbohidrat.

Manfaat lain terkait dengan kandungan asam lemak tak jenuh ganda, juga dikenal sebagai asam lemak omega-3, apalagi jika disajikan mentah.

1) Kehamilan Dan Pertumbuhan Yang Sehat

Cumi memiliki Selenium dan Vitamin E. Selenium, yang hadir dalam jumlah kecil di dalam tubuh, bekerja dengan vitamin E dalam mendorong pertumbuhan dan fertilitas yang baik.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (akronim: FDA) menyoroti protein dari hewan laut sebagai makanan sehat bagi mereka yang sedang hamil dan menyusui. Kandungan protein dan zat besi dari cumi-cumi dianggap sangat penting bagi wanita yang sedang hamil.

Baca juga: "Ingin Punya Anak Sehat dan Cerdas? Beri 7 Protein Hewani Ini Saat MPASI" oleh Yusnaeni

2) Kesehatan jantung

Cumi-cumi merupakan sumber vitamin B12 dan B6 yang baik yang dibutuhkan tubuh untuk kesehatan saraf dan kesehatan darah serta vitamin B6 untuk perlindungan jantung dari stroke.

Hubungan antara asam lemak omega-3 dalam minyak ikan dan kesehatan jantung telah diteliti dengan baik. Namun, keseimbangan asam lemak dalam minyak cumi agak berbeda dengan minyak ikan biasa yang ada di pasaran

Asam lemak docosahexaenoic acid (DHA) lebih tinggi pada cumi-cumi dibandingkan makanan laut lainnya. DHA telah terbukti meningkatkan detak jantung saat istirahat.

Minyak kaya DHA, seperti minyak cumi, juga dapat membantu mengurangi agregasi trombosit untuk wanita.

3) Artritis reumatoid

Penelitian tentang asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam makanan laut menunjukkan bahwa mereka membantu menenangkan gejala rheumatoid arthritis.

Peserta dalam sebuah penelitian melaporkan periode kekakuan sendi pagi yang lebih pendek dan mengurangi pembengkakan dan nyeri sendi.

Potensi Risiko Cumi

Cumi-cumi umumnya dianggap sebagai makanan yang aman dalam jumlah sedang. Risiko kesehatan utama cumi-cumi berasal dari kadar merkuri dan alerginya.

1) Alergi

Seperti halnya hewan laut lainnya, cumi-cumi membawa risiko reaksi alergi.

Pemicunya kemungkinan besar datang dari zat yang disebut tropomiosin.

Jika Anda memiliki alergi terhadap kerang, Anda harus menghindari cumi-cumi.

2) Keracunan Merkuri

Makanan laut telah lama diketahui mengandung merkuri. Penumpukan merkuri dalam tubuh dapat menyebabkan bahaya serius, terutama bagi anak-anak

 FDA menganggap cumi-cumi sebagai salah satu 'Pilihan Terbaik' untuk makanan laut, yang berarti mengandung kadar merkuri yang relatif rendah. Namun, perlu diingat bahwa cumi-cumi yang Anda konsumsi kemungkinan besar mengandung merkuri.

isarankan agar orang dewasa makan cumi-cumi dan makanan laut lainnya paling banyak dua atau tiga kali per minggu dalam porsi 4 ons.

Untuk anak-anak antara dua dan 11, ukuran porsi yang disarankan adalah 1 ons.

Coba juga: "5 Resep Olahan Cumi Mudah Dan Enak, Wajib Dicoba!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun