Pertama, Keylor Navas salah menilai umpan silang De Bruyne yang bersarang di sudut jauh sebelum tendangan bebas Mahrez melewati lubang menganga di pagar betis PSG.
Mbappe dan Neymar dikunci pertahanan City
Neymar mengancam sejak awal lewat gerakan kakinya yang cepat dan mengundang pertahanan City untuk berkonsentrasi kepadanya, tetapi kemitraan bek tengah antara Ruben Dias dan John Stones sukses menggalang pertahanan pasukan Guardiola tetap kokoh.
Hanya sekali kecepatan Mbappe membuat Stones mati gaya, tetapi Marco Verratti gagal memanfaatkan umpan silang rendah pemain internasional Prancis itu dan membuang peluang untuk menggandakan keunggulan PSG di awal babak kedua.
Masih banyak yang harus dilakukan City di leg kedua pekan depan, tetapi PSG akan membutuhkan lebih banyak keajaiban dari dua pemain termahal di dunia jika mereka ingin meraih gelar juara Liga Champions kedua berturut-turut.
Chelsea menunjukkan kedigdayaan skuadnya
Niat Chelsea untuk mundur dari ESL memulai efek domino karena keenam klub Inggris yang terlibat kemudian memilih menarik diri dalam waktu 48 jam setelah rencana pendirian ESL dirilis.
Sementara itu, Presiden Madrid Florentino Perez dengan tegas mengatakan proyek ESL tetap berjalan, dengan hanya klubnya beserta Barcelona yang masih bertahan untuk meluncurkan ulang inisiasi tersebut di lain waktu.
Baca juga: "Linimasa Kelahiran dan Kematian Liga Super Eropa"
Madrid tidak lagi menjadi klub yang digdaya di bursa sejak dihadapkan dengan kekayaan Timur Tengah yang dimotori langsung oleh negara seperti yang dipampangkan Manchester City dan Paris Saint-Germain, yang saling berhadapan di semifinal lainnya pada Rabu, ataupun bisa menandingi oligarki Rusia berupa Roman Abramovich yang menguasai Chelsea.