Mohon tunggu...
W. Bintang
W. Bintang Mohon Tunggu... Freelancer - Variety Writer

Penulis lepas, memberikan perspektif atas apa yang sedang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Inspirasi Ngabuburit: 5 Masjid Bersejarah di Yogyakarta yang Patut Dikunjungi

15 April 2021   16:49 Diperbarui: 15 April 2021   16:58 3386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Kauman, salah satu masjid bersejarah di Yogyakarta yang patut dikunjungi (Arif L Hakim/Kompasiana)

Banyak masjid bersejarah di Yogyakarta hingga saat ini masih dapat Anda kunjungi.

Memang beberapa di antaranya sudah mendapat sedikit pembaruan dari segi kontruksi. Namun, meski begitu tidak menghilangkan nilai penting yang dikandung masjid bersejarah di Yogyakarta ini.

Salah satu Masjid yang cukup bersejarah adalah Masjid Kauman.

Masjid ini berhasil merepresentasikan tradisi berupa syiar agama Islam yang dikemas dengan berbagai kelembutan sejak awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam di wilayah Yogyakarta.

Cara yang dilakukan juga terbilang cukup unik, yaitu dengan diletakkannya dua buah gamelan yang memiliki nama Kiai dan Nyai Sekati, yang menjadi cikal bakal tradisi sekaten yang ada di Yogyakarta.

Gamelan tersebut dimanfaatkan untuk menarik massa berkunjung ke Masjid, dengan alat kesenian tersebut masih sering dimainkan pada saat Maulid Nabi.

Jadi, selain terkenal akan berbagai destinasi wisatanya baik berupa alam maupun wisata kebudayaannya, tidak ada salahnya jika Anda mencoba mengunjungi berbagai masjid bersejarah di Yogyakarta untuk menghabiskan waktu Ngabuburit.

Lalu, mana saja masjid bersejarah di Yogyakarta yang bisa dikunjungi tersebut? Berikut 5 pilihan Masjid yang bisa dikunjungi oleh para pembaca.

1. Masjid Gedhe Kauman / Masjid Agung Yogyakarta


Masjid Gedhe Kauman menjadi salah satu masjid bersejarah di Yogyakarta.

Masjid Gedhe Kauman ini terletak di lokasi yang sangat dekat dengan kompleks kraton, tepatnya di barat Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta.

Karena lokasinya di kampung Kauman, masjid ini juga dikenal dengan Masjid Kauman.

Masjid Gedhe Kauman dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I dengan peletakan batu pertama pada Ahad Wage, 29 Mei 1773 M atau 6 Robiul Akhir 1187 H.

Desain dari Masjid Gedhe Kauman ini sebenarnya hampir serupa dengan masjid-masjid yang ada di pulau Jawa.

Hal tersebut terlihat dari adanya serambi pada Masjid Gedhe Kuman, yang memiliki fungsi sebagai tempat pertemuan para ulama, lokasi pengajian, syiar dakwah Islam, serta sebagai tempat pengadilan agama Islam.

Baca juga: "Masjid Gedhe Kauman yang Tetap Menawan" oleh Arif L. Hakim

2. Masjid Gedhe Mataram / Masjid Agung Kotagede


Selanjutnya, salah satu masjid bersejarah di Yogyakarta adalah Masjid Gedhe Mataram atau yang biasa juga disebut dengan Masjid Agung Kotagede.

Masjid ini ternyata lebih tua dari Masjid Gedhe Kauman lantaran usia berdirinya tercatat sejak tahun 1640, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Agung.

Desain dari masjid ini sangat unik, karena memadukan arsitektur Jawa dan Islam yang sangat kental.

Terdapat karakter pluralisme di balik dominasi arsitektur Jawa pada bangunan limasannya berupa gapura atau gerbang yang disebut rana/kelir yang juga jadi ciri khas rumah ibadah Hindu dan Budha.

Di sebelah selatan masjid terdapat makam keluarga raja. Namun, makam yang ada pada Masjid Agung Kotagede hanya digunakan oleh keluarga besar trah raja-raja Mataram Islam.

3. Masjid Syuhada


Mengenang bagaimana warga Yogyakarta merebut kemerdekaan dan mengusir pendudukan tentara Jepang (1942-1945), Masjid Syuhada menjadi buktinya.

Di kawasan masjid yang terletak di Jl. I Dewa Nyoman Oka No.13, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, para tentara rakyat dan warga berperang.

Sebanyak 21 pejuang syuhada atau gugur di medan perang. Kegigihan mereka semula disimbolisasikan dengan tugu, kemudian dipermanenkan menjadi masjid yang dinamakan Syuhada, dari istilah Islam yang berarti pahlawan yang gugur dengan syahid.

Pada bangunan masjid ini terdapat 17 buah anak tangga, gapura dengan bentuk angka delapan, lalu kubah pertama berjumlah 4 serta kubah atas berjumlah lima. Dan, uniknya jika seluruh jumlah tersebut di gabungkan, maka akan menunjukan tanggal kemerdekaan Republik Indonesia.

4. Masjid Jogokariyan


Konsep Masjid Modern di Yogyakarta bisa diwakilkan oleh keberadaan Masjid Jogokariyan.

Masjid ini dibangun pada tahun 1966 dan mulai digunakan pada 1967. Nama masjid diambil dari nama kampung di mana masjid itu berdiri, Kampung Jogokariyan. Tepatnya ada di Jalan Jogokariyan 36, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta

Hal ini mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad SAW yakni memberi nama masjid sesuai dengan di mana masjid itu berada.

Banyaknya kegiatan yang berjalan di masjid Jogokariyan inilah yang membuat masjid ini tak pernah sepi selama bulan Ramadhan, apalagi ditunjang oleh penyelenggaraan Kampung Ramadhan Jogokariyan yang sudah melegenda.

Meski di luar Bulan Ramadan, jamaah salatnya selalu ramai. Hal ini menarik perhatian masyarakat muslim tak hanya di luar Yogyakarta tapi juga luar negeri.

Baca juga: "Inspirasi Ngabuburit: 3 Pasar Ramadan di Yogyakarta"

5. Masjid Kampus UGM


Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi wahana beribadah yang tidak terbatas hanya untuk civitas akademika UGM, namun juga masyarakat umum.

Masjid megah ini merupakan monumen 50 tahun UGM. Tidak hanya itu, proses awal pembangunannya yang bertepatan dengan peristiwa reformasi 1998 diyakini sebagai simbol kegiatan reformasi di kampus yang memang banyak melahirkan aktivis reformasi tersebut.

Masjid UGM berdiri di lahan bekas kompleks pemakaman Cina milik Keraton Yogyakarta. Masjid di atas lahan seluas 2,8 hektar tersebut mengambil elemen joglo untuk menegaskan identitas tradisional Jawa.

Elemen ini dipadukan dengan gaya arsitektural keindonesiaan dan arsitektural keislaman ala Timur Tengah seperti Turki, Nabawi, Masjidil Haram, dan Syiah.

Sangat menarik tentunya mengunjungi masjid - masjid bersejarah di Yogyakarta selagi Ngabuburit.

Selain untuk beribadah dan menambah edukasi, juga sebagai pengingat Yogyakarta sebagai salah satu pusat siaran Agama Islam di Jawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun