Ketika Sergio Aguero tiba di Manchester City pada 2011, dia bergabung dengan sebuah tim yang sedang bertransformasi.
Manchester City sedang berubah status dari klub yang selalu berada di bawah bayang -- bayang tim sekota, Manchester United, menjadi salah satu tim Inggris tersukses dalam 1 dekade terakhir.
Bintang untuk klub pertamanya, Independiente di Argentina, dan kemudian bersama Atletico Madrid, Aguero bersama Manchester City meraih puncak baru dalam sejarah mereka bersama di musim pertama.
Dalam pertandingan terakhir City musim 2011-12, Sergio Aguero dengan tenang melewati Nedum Onuoha sebelum melepaskan bola melewati Paddy Kenny untuk mengakhiri puasa gelar City selama 44 tahun.
Aguero sudah menjadi legenda City ketika bola menggetarkan jaring gawang QPR. Teriakan "Agueroooooo!" dari Martin Tyler yang mengiringi perayaan golnya menjadi salah satu momen berkesan yang mungkin pernah dilihat Liga Inggris.
Aguero terus menjadi produktif dengan mencetak setidaknya 20 gol setiap musimnya (minus 1 musim pada tahun 2013). Cedera kecil di sana sini tidak dapat menghentikanya menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Manchester City dengan 257 gol dalam 384 penampilan.
Sergio Aguero melakukan tugasnya sebagai striker selama 1 dekade terakhir sehingga City bisa meraih total tiga belas trofi, termasuk 5 gelar Liga Inggris.
"Ketika saya datang ke sini, saya ingin memenangkan gelar, jadi saya sangat senang dengan trofi lain (yang terus berdatangan)," ujar Aguero.
Nahkoda kapal Citizens boleh saja berganti, namun pujian selalu mengalir kepada sosok Sergio Aguero.
"Sergio sejujurnya adalah sosok yang luar biasa. Saya tidak pernah bisa mengungkapkan rasa bangga dan terima kasih saya kepadanya," ujar Pep Guardiola. "Bahwa sosoknya mampu memahami keinginan saya serta membantu tim, apa yang dia lakukan untuk Manchester City telah membuatnya menjadi legenda."