Halaman selanjutnya: Waspadai zona nyaman
3. Waspadai zona nyaman
Kadang-kadang, kita bertahan dalam hubungan toxic karena sudah terbiasa. Manusia bisa merasa akrab dan nyaman atas sesuatu yang bisa jadi salah karena telah terbentuk sejak masa kecil.
Coba jujur pada diri sendiri dan cari tahu apa yang terasa "familiar" tentang situasi hubungan yang sedang anda hadapi. Kita sering tertarik pada orang dan situasi yang membuat kita merasa "di rumah," terlepas baik atau buruknya.
Ethan Kross dan rekan-rekannya lalu merekomendasikan Anda untuk meninjau hubungan yang sedang dijalani dari perspektif luar, bukan sebagai yang terlibat. Posisikan diri anda sebagai pengamat dan membayangkan bahwa orang lain menjalani hubungan yang sedang Anda alamai.
Alih-alih berfokus pada APA yang Anda rasakan, berkonsentrasilah pada MENGAPA Anda merasakannya. Dari sana, Anda diharapkan mampu mengelola emosi Anda tidak mengambil alih rasionalitas Anda ketika memutuskan untuk move on dari suatu hubungan.
Baca juga: "Alasannya Tidak Anggap Enteng Luka Batin dari Pasangan Hidup" oleh Gobin Dd
4. Mengantisipasi stres saat meninggalkan hubungan
Melepaskan itu sulit -- bahkan jika itu yang Anda inginkan dan butuhkan dan Anda yakin itu adalah hal yang benar untuk dilakukan -- dan Anda harus mempersiapkan diri untuk merasakan sesuatu yang hilang bersamaan datang dengan euforia.
Merasa kehilangan tidak bisa dihindari, bahkan jika hubungan sudah di tahap merusak atau menyakitkan. Jika keputusan Anda memengaruhi orang lain --- anak-anak dalam kasus perceraian, atau meninggalkan pekerjaan atau karier yang bergaji tinggi --- peluang untuk stress semakin tinggi.
Orang luar cenderung kritis terhadap mereka yang "egois" untuk menyelamatkan diri sendiri dalam suatu hubungan yang melibatkan banyak orang; penting untuk Anda mengatakan ke diri sendiri bahwa Anda sudah berani untuk pergi walau ditekan dari setiap penjuru.
Jika anda masih dalam hubungan toxic, namun sudah mulai berpikir untuk move on, tulisan E.J. Masicampo dan Roy F. Baumeister telah menunjukkan bahwa hanya dengan membuat rencana --- bahkan jika Anda belum siap untuk melaksanakannya --- dapat membuat Anda lepas dari kekhawatiran yang berulang-ulang dan invasif.Â
Tentu saja, akhir terbaik dari suatu rencana adalah dengan Anda benar-benar meninggalkan hubungan toxic. Namun hanya dengan memvisualisasikan dan merumuskan niat untuk bertindak akan membantu mengurangi stres.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!