Mohon tunggu...
Willibrodus Nafie
Willibrodus Nafie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Doa Terbaik Adalah Melakukan Kebaikan

Setia Melakukan Perkara Kecil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gagal Jadi Pakar IT, Deros Justru Bangkit Jadi Wartawan Handal dan Penulis Buku

22 Januari 2022   17:17 Diperbarui: 22 Januari 2022   22:39 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dede Rosyadi Alias Deros

Deros tambah berani dengan keunikannya dan makin optimis. Sembari terus mempertajam pemikiran dan dituangkan dalam bentuk tulisan.

Tetapi di tengah derasnya aliran menguatkan kemauan, sebagai santri Deros juga harus tetap memperhalus perasaan agar ilmu pengetahuan dan agama dapat jalan beriringan.

Saat memasuki jenjang Aliyah lewat hobi membaca dari berbagai referensi, timbul ketertarikan Deros pada ilmu komputer. Diam-diam, ia belajar secara otodidak. Hingga anak tunggal ini, sempat membuka usaha perakitan komputer.

Menjelang lulus, Deros bercita-cita untuk kuliah di Malaysia mengambil jurusan Teknik Informatika (IT). Namun apa daya, keinginannya harus dibatalkan karena orang tua tak miliki uang lebih untuk  membiayainya sekolah di negeri Jiran.

Gagal melanjutkan ke bangku kuliah jurusan IT,  membuat Deros  yang telah lulus jenjang Aliyah sempat 'tenggelam' dalam banjir keraguan akan masa depan. Semuanya tampak sirna, seakan tak ada harapan untuk menapak ke depan.

Di tengah kesunyian hidup, ia teringat akan perjuangan Ibu dan Bapak nya yang telah bersusah payah menyekolahkan dia hingga lulus. Deros lalu membuka diri dengan mulai melayangkan pilihan hanya untuk apa yang tampaknya mungkin atau masuk akal.

Alhasil niat berbuah hasil. Ada jalan keluar bagi orang yang punya pengharapan. Deros lalu diutus untuk mencoba mendaftar ke Mahasiswa Baru Universitas Islam Negeri (PMB UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Tahun 2006 lewat jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). 

Uniknya lagi Deros diterima hanya karena penguji membaca tulisan-tulisannya di buletin Suara Santri.

"Jadi saya lulus tanpa tes macam-macam. Penguji cuman lihat tulisan saya di buletin Suara Santri langsung lulus. Alhamdulillah, berkat rahmat dan karunia Allah SWT," ungkap pria penulis buku berjudul 32 Tahun Jejak Pengabdian KH. Nurul Anwar itu.

                 

Bergelut Dalam Dunia Wartawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun