Tentunya solusi yang kita tawarkan terhadap calon konsumen bukan sembarang solusi. Solusi yang dimaksud penulis adalah produk yang bisa menjawab setiap keluhan mereka jika memang memungkinkan.
3. Buat anggaran keuangan.
Banyak nih pelaku bisnis mikro, kecil bahkan menengah tidak punya anggaran terperinci. Mereka hanya tahu profit saja. Apa yang masuk ke kantong (gross profit), itulah yang menjadi patokan mereka.
Padahal hal tersebut tidak terlalu tepat. Mereka hanya melihat flow uang yang masuk tanpa banyak perhitungan biaya pengeluaran.
Bisnis mereka mungkin bisa saja bertahan dari tahun ke tahun, namun proses untuk berkembang akan sulit.
Hal tersebut dikarenakan mereka memandang remeh semua biaya pengeluaran dalam menjalankan bisnis.
Maka dari itu akan sangat baik bila kita membuat catatan anggaran keuangan secara rutin dan jelas. Apa saja yang berupa biaya pengeluaran harus dicatat.
Setidaknya ada 3 biaya secara garis besarnya dalam merintis bisnis. Yaitu biaya awal, biaya operasional, dan biaya pemasaran atau marketing.
Ketiga biaya tersebut bisa berkembang menjadi lebih kompleks dan mendetail tergantung bisnis yang kita rintis.
Pokoknya pastikan catat itu semua, dengan demikian kita tahu apakah bisnis kita sehat atau bermasalah.
Bisnis yang sehat adalah bisnis yang bisa berjalan dengan baik secara stabil dari waktu ke waktu dan bisa menghasilkan profit bersih sesuai dengan yang telah direncanakan.