2. Terlalu banyak berpikir tentang masa lalu.
Di sini kita selalu menyalahkan diri sendiri, tidak pernah memberi maaf atas kesalahan yang dilakukan diri sendiri. Tidak pernah memberi kesempatan kedua atau ketiga atau seterusnya pada diri ini.
Solusinya bisa kita fokus pada saat ini dan di sini. Jadikanlah masa lalu sebagai guru terdekat. Karena dari kesalahan, kita bisa belajar memperbaiki diri. Maafkan dan beri kesempatan pada diri ini untuk lebih dewasa dan bijak.
3. Terlalu cemas dan stres dalam menjalani hidup sekarang ini.
Di sini kita terlalu banyak meragukan kemampuan diri sendiri. Merasa insecure terhadap pencapaian diri.
Cobalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri dengan fokus pada kelebihan atau potensial yang ada dalam diri. Gali dan pertajam keahlian dan potensi diri.
4. Terlalu banyak mendengar gosip orang lain terhadap diri dan sering membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Seringkali kita ingin tahu apa sih yang orang lain bicarakan tentang kita. Jangan-jangan sesuatu yang negatif tentang kita. Dengan demikian kita akan menjadi overthinking yang bermula dari pikiran kita sendiri.
Padahal kita tahu bahwa dalam hidup ini, kita tidak bisa mengontrol dan melarang orang lain membicarakan tentang kita. Cobalah untuk tidak peduli terhadap hal tersebut.
Lalu bagaimana dengan kebiasaan membandingkan diri sendiri terhadap orang lain?
Kita bisa menjadi diri sendiri dengan versi diri yang terbaik. Usahakan fokus pada keterampilan dan pengetahuan yang terdapat pada diri sendiri.
Jadikan motivasi dengan melihat kesuksesan dan ketegaran orang lain untuk kita tiru. Dan bukan untuk mengerdilkan diri sendiri.
Wasana kata:
Mari sahabat Kompasiana untuk selalu hidup saat ini dan di sini. Fokuslah pada pengembangan diri sendiri. Terima jika ada yang memberikan nasehat demi kebahagiaan kita. Tetapi selebihnya buanglah jauh-jauh.