Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ciri-ciri dan Kiat-kiat dalam Menghadapi Masalah dan Gangguan Jiwa sehingga Jiwa Menjadi Sehat

11 Oktober 2022   05:41 Diperbarui: 11 Oktober 2022   10:49 1835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketika ada gangguan jiwa | Sumber: unsplash.com

Setiap tanggal 10 Oktober dunia memperingati Hari Kesehatan Jiwa. Dalam rangka memperingati hari Kesehatan Jiwa Sedunia apakah kita semua siap dalam hal memiliki kesehatan jiwa yang sehat?

Kalau berbicara tentang kesehatan jiwa, sebenarnya kesehatan fisik pun sangat penting. Karena kesehatan fisik akan mempengaruhi kesehatan jiwa. Begitu pun sebaliknya.

Jadi kesehatan fisik dan kesehatan jiwa akan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Mereka mempunyai hubungan yang sangat erat. Jika keduanya sehat maka hidup ini akan lebih sehat dan bahagia.

Kalau berbicara tentang kesehatan fisik, pastinya kita sudah tahu bagaimana agar fisik sehat dan terhindar dari penyakit.

Lalu bagaimana dengan kesehatan jiwa? Apakah kesehatan jiwa? Bagaimanakah kita menilai bahwa kejiwaan kita sudah sehat atau belum? Jika jiwa tidak sehat, bagaimana menyikapi dan memperbaiki jiwa agar menjadi sehat?

Yuk, kita coba membahasnya melalui artikel ini.

Kesehatan jiwa adalah kesehatan yang berkaitan erat dengan emosional, psikologis, interaksi sosial, dan bagaimana cara berpikir, bertindak baik melalui ucapan maupun fisik serta cara pengolahan perasaan yang sehat.

Kesehatan jiwa juga berhubungan erat dengan jasmani (seperti yang disebutkan sebelumnya), dihasilkan dari pengaruh stres dan pengambilan keputusan.

Ilustrasi ketika ada gangguan jiwa | Sumber: unsplash.com
Ilustrasi ketika ada gangguan jiwa | Sumber: unsplash.com
Setiap orang pastinya pernah mengalami gangguan jiwa (bukan berarti gila), apakah ringan atau kritis. Karena memang hidup ini selalu disertai segala macam tantangan atau kendala hidup. Tantangan atau kendala hidup ini bisa dari luar maupun dari dalam(eksternal dan internal/diri).

Sebagai contoh ketika penulis sudah menjalankan bisnis dengan baik sejak tahun 2006 tetapi tiba-tiba saja di tahun 2017, bisnis menjadi down. Memang secara alami (natural) bisnis bisa mengalami penurunan secara berkala.

Penulis maklum akan situasi tersebut, tetapi yang sangat berat adalah ketika profit bisnis sedang menurun secara tiba-tiba karena terkena bencana.

Bencana yang penulis alami adalah kebanjiran di toko. Stok barang menjadi rusak karena air. Kerugian yang diderita sangatlah besar. Sedangkan asuransi tidak mau mengganti kerugian karena bencana alam.

Ya, memang penulis tidak menyalahkan pihak asuransi karena penulis tidak membeli premi yang menutupi kerugian akibat banjir dan kebakaran.

Namun, karena banjir ini disebabkan oleh keteledoran pihak manajemen gedung maka penulis memiliki kesempatan untuk mengklaim kerugian.

Pihak manajemen gedung tidak membersihkan atap yang sudah dipenuhi oleh dedaunan dan biji dari pohon palem, sehingga saluran pembuang air menjadi tersumbat. Ini mengakibatkan atap menahan air hujan yang cukup deras selama tiga hari non stop.

Tekanan air yang sangat tinggi menyebabkan atap sebelah toko penulis menjadi jebol dan air langsung turun ke toko sebelah dan merembes ke toko penulis.

Pada saat itu bisnis sedang maju sekali, dengan demikian penulis menyetok inventori dalam jumlah yang cukup banyak. Sayangnya hampir semuanya basah dan rusak dikarenakan inventori tersebut tergeletak di lantai yang sudah digenangi oleh air.

Banyak sekali penyebab terjadinya kerugian bisnis penulis. Dari pihak manajemen, tetangga toko, pihak sekuriti, termasuk dari penulis sendiri.

Saat itu penulis banyak menyalahkan pihak lain. Penulis juga terus berusaha berbicara dengan pihak manajemen. Apakah mereka memiliki simpati dan cara lainnya agar kerugian penulis bisa diganti.

Setelah melalui berbagai proses yang penuh stres, akhirnya pihak pemilik gedung bersedia mengganti rugi. Mereka hanya bersedia mengganti dua pertiga bagian dari total kerugian.

Apa boleh buat, penulis menerima tawaran baik dari mereka. Sayangnya mereka tidak mengganti dalam bentuk uang. Mereka hanya mengganti uang sewa bulanan. Penulis mendapatkan sewa gratis dihitung dari uang sewa sebagai ganti total kerugian.

Sejak kejadian tersebut, penulis mengalami stres yang cukup berat sampai berdampak pada iritasi usus. Penulis sampai berobat pada dokter spesialis dan akhirnya bisa sembuh secara berkala.

Tidak hanya kejadian tersebut yang menyebabkan penulis mengalami stres dan depresi, masih ada beberapa kendala yang harus dihadapi setelah kejadian tersebut ditangani sampai tuntas.

Dari kejadian-kejadian hidup yang berupa gangguan kesehatan jiwa, penulis memiliki kiat-kiat dalam mencermati masalah kesehatan jiwa sampai dengan penyelesaiannya.

Ciri-ciri kita mengalami gangguan kesehatan jiwa adalah:

Sulit tidur
Tidur kita menjadi tidak berkualitas dan tidak cukup. Ini dikarenakan kita membiarkan pikiran memikirkan masalah terus menerus sewaktu ingin tidur. Yah ini memang sangat sulit untuk dikesampingkan walaupun hanya sejenak saat ingin istirahat dan tidur.

Depresi
Gangguan kesehatan jiwa yang berupa suasana perasaan yang tertekan atau kehilangan mood dalam kehidupan sehari-hari. Perasaan menjadi jauh dari yang namanya damai, tenang, dan bahagia.

Nafsu makan yang tidak seimbang dan normal
Ada yang mengalami penurunan nafsu makan, tetapi ada juga yang makan secara berlebihan walaupun belum tentu bernafsu untuk makan. Bagi orang ini, makan menjadi suatu pelampiasan atau untuk pengalihan perasaan yang tertekan.

Lebih sering menyendiri
Di sini, menyendiri dianggap lebih baik daripada harus bersosialisasi dengan orang lain. Kecenderungan untuk menyendiri kadang dianggap sebagai suatu cara untuk self healing.

Lesu
Lebih pasif. Tidak mempunyai semangat untuk melakukan aktivitas secara normal.

Murung
Lebih suka murung dalam hal berpikir. Tidak mencari dan memiliki solusi dari masalah yang dihadapi. Lebih suka berpikir di satu spot tanpa bergerak menyelesaikan masalah.

Menyalahkan pihak lain
Masalah yang muncul sering diartikan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh pihak lainnya. Di sini orang tersebut lebih suka melihat sisi buruk dan melupakan sisi baik atau positif orang lain.

Menyalahkan diri sendiri
Selain menyalahkan orang lain, penderita gangguan jiwa juga sering menyalahkan diri sendiri. Diri sendiri dianggap lemah, tidak kompeten, dan lalai. Di sini, orang tersebut tidak berpikir untuk mencari solusi, hanya lebih suka menyalahkan.

Gangguan kesehatan
Berbagai macam gangguan kesehatan fisik bisa terjadi akibat jiwa yang terganggu dan tidak sehat. Yah karena memang fisik ini berhubungan erat dengan mental atau jiwa.

Mudah marah dan cepat tersinggung
Ini sebagai petanda bahwa emosi jiwa tidak stabil dan perasaan terlalu sensitif dengan dunia luar. Jangan meremehkan hal-hal ini. Karena jika sudah terbiasa dengan hal tersebut maka kehidupan sosial kita akan terganggu.

Lalu bagaimana agar kita bisa bebas dari gangguan jiwa sehingga jiwa menjadi sehat?

Dari pengalaman penulis sendiri, penulis mencoba berbagi tips agar pembaca bisa memiliki jiwa yang sehat, bebas dari gangguan jiwa atau mental. Beberapa itu adalah:

1. Tetap menjaga kesehatan fisik
Makan tepat waktu dan bergizi. Walaupun nafsu makan berkurang, tetap makan. Pikirkan bahwa jasmani ini membutuhkan asupan gizi yang seimbang agar tetap sehat. Jadi sementara kita menghadapi masalah jiwa, tetap jangan lupa untuk makan makanan yang sehat dan bergizi.

2. Istirahat yang cukup dan berkualitas
Istirahat (tidur) bagi jasmani, juga berarti istirahat bagi pikiran. Sehingga keduanya mendukung kesehatan mental atau jiwa. Kiat penulis agar bisa tidur adalah dengan berbaring senyaman mungkin dan memperhatikan napas yang masuk dan keluar.

Memang awalnya agak sulit bagi yang belum terbiasa. Namun jika kita sering melakukan hal ini, niscaya akan lebih mudah. 

Memperhatikan napas masuk dan keluar saat berbaring akan memicu pikiran atau batin dan jasmani menjadi rileks. Dan jika sudah rileks, maka akan mudah tertidur.

Matikan lampu atau hampir gelap total, ini juga sangat membantu. Tidak banyak makan ketika ingin tidur. Tapi ada orang yang begitu makan banyak akan merasa kantuk. Tapi ini bukan cara yang sehat.

Hindari mengonsumsi minuman kafein sebelum tidur. Minuman berkafein akan menyebabkan jantung bekerja lebih cepat sehingga bisa memicu aktifnya pikiran yang membuat kita sulit tidur.

3. Jangan menyalahkan keadaan dan terhadap siapapun
Ini sangat penting agar kita bisa berpikir secara logis dan rasional. Ini akan mengarahkan kita untuk melihat, menyelidiki, dan memahami masalah. 

Dengan demikian kita lebih cenderung untuk mencari solusi bagi permasalahan yang timbul. Bukan hanya terjebak dalam berpikir siapa yang salah.

4. Menghadapi masalah
Ya, masalah yang timbul harus dihadapi secara bijak. Tidak lari dari masalah. Karena jika setiap masalah yang timbul lalu kita lari dari masalah tersebut, maka kita tidak akan memiliki keterampilan dalam menghadapi masalah.

5. Konsultasi
Konsultasi masalah dan gangguan jiwa kepada ahlinya. Mereka akan sangat membantu ketika kita sedang down. Dan tentunya mereka memiliki segudang solusi bagi masalah hidup dan gangguan mental atau jiwa.

6. Terbuka
Bersedia bercerita masalah hidup dan gangguan jiwa kepada siapa saja yang layak untuk kita ceritakan. Ini akan membuat perasaan kita lega. Karena di saat genting ini, kita membutuhkan pihak yang bersedia mendengar masalah kita.

7. Semangat
Tetap memiliki semangat yang menggebu-gebu dalam hidup dan dalam hal menyingkapi masalah dan gangguan jiwa.

8. Bermeditasi
Jadikan meditasi sebagai suatu kebutuhan hidup. Dalam bermeditasi atau olah batin, kita bisa lebih tenang dalam hal emosi, perasaan, pikiran, dan jiwa. Penulis sendiri rutin bermeditasi selama dua jam setiap hari kecuali hari Minggu. Ditambah dengan meditasi jalan hampir setiap hari.

9. Mencintai diri sendiri
Berikanlah berbagai kebutuhan fisik dan mental kita secara baik dan benar. Jauhkan dari hal-hal yang negatif. Mulai mencintai diri sendiri. Banyak berbuat hal yang bermanfaat bagi diri sendiri. Karena diri sendiri adalah tempat pertama kali dan utama untuk kita bersandar.

10. Mencintai pihak lainnya
Setelah kita bisa mencintai diri sendiri secara benar dan wajar, kita bisa berbagi cinta kasih terhadap sesama. Ini membuat kita agar tidak menyalahkan pihak lainnya dan terus move on dalam hidup.

11. Kerelaan
Berlapang dada dalam hal kehilangan, kerugian, celaan dan kesulitan hidup. Terimalah keadaan tersebut dalam arti kita melihat hal demikian secara riil dan terbuka. Lalu perbaiki keadaan tersebut. Dengan demikian kita bisa melepas apa yang sudah lewat dan terus bisa move on, agar bisa hidup pada saat ini dan di sini juga.

Penulis melakukan kiat-kuat tersebut sehingga hidup penulis terasa lebih ringan, bahagia dan bermanfaat. 

Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi siapa saja meskipun tidak sedang mengalami masalah dan gangguan jiwa.

****

Penulis:

Willi Andy untuk Kompasiana.
Oktober 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun