Mohon tunggu...
Willi Andy
Willi Andy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup dengan cinta dan kasih sayang

Berjuang dengan sungguh-sungguh tanpa lelah dan penuh perhatian

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa yang Harus Dibenahi oleh Indonesia agar Tragedi Kanjuruhan Tidak Terulang Kembali

6 Oktober 2022   05:13 Diperbarui: 8 Oktober 2022   15:36 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gas air mata di stadium Kanjuruhan. Sumber: Kompas.com

Dari Amerika kami membaca berita terkait tragedi Kanjuruhan. Tragedi tersebut bukan hanya dimuat di berita tertulis digital, namun di media digital lainnya yang berupa rekaman insiden tersebut.


Hampir semua sumber media digital memuat tragedi yang terjadi di Stadium Kunjuruhan yang terjadi pada hari Sabtu, 1 Oktober 2022.

Pertandingan tersebut terpicu dalam suatu laga sepak bola antara tim tuan rumah Arema vs Persebaya Surabaya. Kekalahan Arema untuk Persebaya dengan skor 2-3 inilah yang tidak diterima oleh pendukung tim Arema.

Pendukung Arema yang berjumlah sekitar 3000 orang dengan rasa yang tidak puas atas kekalahan tim kesayangan, menyerang lapangan. Mereka turun dalam jumlah yang besar.

Beberapa dari mereka mencoba menyerang pemain dari ofisial tim Persebaya. Dengan demikian anggota polisi yang berada di lapangan mencoba melindungi para pemain dan menghentikan penyerangan tersebut.

Namun, mereka yang marah dan tidak senang akhirnya bisa menjebol para petugas keamanan. Menjadikan polisi menembakkan gas air mata kepada para perusuh.

Dari sanalah para pengunjung di arena lari serentak berusaha menghindari pedasnya gas air mata yang bisa mengakibatkan kekurangan oksigen. Mereka para suporter lari secara serempak untuk keluar dari arena dan keadaan menjadi semakin kacau.

Dari rentetan rasa tidak puas atas kekalahan tuan rumah, suporter yang menyerang pemain, perlawanan terhadap pihak keamanan dan polisi, gas air mata, dan usaha para pengunjung yang berebutan keluar arena inilah yang akhirnya menimbulkan korban.

Dilansir dari kompas.com, ada sejumlah korban kematian. Para korban kematian sangatlah banyak yaitu 131 orang yang meninggal atas kejadian tersebut.

Sangat disayangkan sekali. Padahal pertandingan sepak bola seharusnya menjadi suatu ajang permainan yang seru dan menakjubkan. Kendati demikian memakan korban yang tidak sedikit.

Dari kejadian Di stadium Kanjuruhan tanggal 1 Oktober 2022 banyak mengajarkan kita agar dalam suatu pertandingan olahraga tidak seharusnya terjadi huru hara apalagi memakan korban.

Lalu bagaimanakah langkah yang harus dijadikan suatu pedoman agar kejadian serupa terulang kembali?

Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap pemain, pendukung atau suporter, dan penonton.
Hal tersebut adalah;

1. Sportmanship atau sportivitas.

Sportmanship adalah rasa adil dan perilaku baik terhadap lawan tanding terutama di dunia olahraga. Masyarakat Indonesia lebih mengenal istilah sportivitas atau suatu prilaku yang bisa menerima suatu kekalahan dalam pertandingan olahraga.

Nampaknya Indonesia sangat ketinggalan untuk hal ini. Sementara good sportmanship mengajarkan kita agar belaku adil dan bisa berlapang dada menerima kekalahan.

Apakah ini sebatas dalam arti pada kekalahan?

Tidak juga. Bagi para pemenang dari suatu kompetisi atau pertandingan, mereka tidak akan mengolok-olok yang kalah. Tetap rendah hati atas kemenangan yang telah diraih.

Sportmanship mencegah rasa sakit hati yang teramat besar dari suatu kekalahan.

Memang kekalahan tidaklah mudah diterima oleh pihak yang kalah. Meskipun demikian, tetaplah belajar untuk menerima kekalahan dengan ikhlas. Dari sana kita bisa membenah diri. Kita bisa lebih mengenal diri sendiri. Di mana letak kelemahan yang perlu diperbaiki dan keunggulan yang perlu ditingkatkan.

2. Merangkul.

Dalam suatu pertandingan terutama di dunia olahraga, sudah pasti ada yang menang dan kalah. Pihak yang menang sudah seharusnya tetap merangkul mereka yang kalah. Tidak menjadi sombong dan tetap rendah hati.

Begitu pula yang kalah. Tetaplah merangkul pihak yang menang. Tetap adakan pertandingan persahabatan. Dengan demikian hubungan baik tetap akan terjaga meskipun terhadap tim lawan.

3. Disiplin.

Disiplin dan tata krama harus tetap dijaga baik bagi para pemain, suporter, dan penonton. Dimulai saat pertandingan digelar, sedang berjalan, dan berakhir. Kapan saja kita semua harus tetap disiplin dan mematuhi peraturan yang berlaku baik secara tertulis ataupun tidak.

4. Ramah.

Perlunya ramah-tamah bagi para pemain, suporter, dan penonton tuan rumah dalam menyambut tamu lawan tanding. Begitu pula dari tim tamu terhadap tim tuan rumah.

5. Profesional.

Bermain dan bertandinglah secara profesional. Tunjukkan keunggulan dan kecerdasan dalam suatu pertandingan atau kompetisi. Bukan kemarahan yang ditunjukkan. Dengan demikian, para pemain bisa lebih fokus dalam suatu pertandingan yang membuat para penonton terpukau.

6. Bersyukur dan berterima kasih.

Dua hal ini tampaknya sering dilupakan oleh kita semua.

Dalam hal pertandingan olahraga, sudah pasti ada yang menang dan kalah. Jarang adanya nilai seri. Walaupun terjadi, pastinya akan ada babak penentuan atau waktu ekstra.

Menang dan kalah tetap harus disyukuri. Bersyukur karena kita bisa bertanding dan menunjukkan kelebihan dalam hal strategi dan kemahiran. Berterima kasih karena kita memiliki lawan yang sebenarnya adalah kawan dalam suatu pertandingan. Karena jika tanpa lawan, bagaimana kita bisa tampil di arena?

7. Tenang.

Tetap tenang dan sabar dalam suatu pertandingan dan ketika berakhir. Hasil kemenangan atau kekalahan harus diterima dengan tenang. Jika terjadi kecurangan, maka bisa disampaikan kepada wasit atau pihak otoritas pertandingan dengan tenang dan sabar.

8. Menikmati.

Ya, para pemain, suporter dan penonton tetap menikmati jalannya suatu pertandingan. Menang memang menjadi suatu target tetapi permainan juga harus dinikmati dengan kepala dingin meskipun kalah.

Dalam dunia olahraga, menang dan kalah adalah hal yang wajar dan sering terjadi. Jika pemain, suporter, dan penonton tetap berpedoman pada kewajaran menang dan kalah, sudah seharusnya bisa menerima hasil dari suatu pertandingan.

Yah itulah beberapa hal yang mungkin sering kita lupakan ketika kita sebagai pemain, atau ketika tim favorit atau tim andalan kita mengalami kemenangan apalagi kekalahan.

Semoga dunia olahraga Indonesia khususnya sepak bola menjadi suatu permainan olahraga yang aman dan menyenangkan untuk dimainkan, ditonton, dan didukung oleh para suporter tim masing-masing.

*****

Penulis: Willi Andy untuk Kompasiana.
Oktober 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun