Bagi kami sebagai pemberi ada tiga hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan waktu memberi dan pikiran. Tiga itu adalah:
1. Kami bergembira sebelum memberi. Di sini kami mempersiapkan batin yang bergembira, tidak dengan disertai batin yang gelisah, bingung, marah dan kecewa.
2. Kami memiliki pikiran yang tentram dan yakin akan tindakan memberi sewaktu melakukan perbuatan memberi. Di sini batin kami seimbang dan tidak kacau. Yakin bahwasanya perbuatan memberi atau berdana akan membawa hasil yang baik dan sesuai dengan hukum sebab akibat.
3. Kami bersukacita setelah memberi. Di sini kami rela dan ikhlas serta tanpa penyesalan. Yang ada adalah suka cita setelah kami mengingat kebajikan yang telah diperbuat.
Mereka akan menerima pemberian kita secara simbolik yaitu dengan menyentuh bagian luar terhadap apa saja yang diberikan. Lalu kami akan menempatkan pemberian di suatu wadah yang nantinya akan dimasukkan ke dalam mobil.
Setelah mereka menerima pemberian, mereka akan mengucapkan Anumodana kata sekitar 5 menit. Anumodana kata adalah kata-kata inspiratif dan penuh motivasi agar kami selalu senantiasa praktik Dhamma demi pembebasan.
Saat itu kami akan bersimpuh atau berdiri dengan sikap penuh hormat dan beranjali. Beberapa dari kami akan bernamaskara penuh atau setengah bernamaskara.
Beranjali adalah suatu gestur di mana kedua tangan merangkap menjadi satu membentuk kuncup bunga teratai.Â
Bisa di depan dada, di depan wajah atau di depan kening. Dan posisi badan harus sedikit membungkuk sebagai bentuk penghormatan terhadap suatu objek yaitu para anggota Sangha.
Karena mereka mayoritas berasal dari negara Myanmar, maka mereka akan mengucapkan anumodana kata dengan bahasa Burma. Tetapi setelah tradisi anumodana kata selesai, kita bisa bertanya dan bercakap dengan mereka dengan bahasa Inggris.
Setelah proses tradisi ini selesai sekitar jam 10 pagi, kami para lelaki akan membantu mereka untuk membawa makanan dan barang lainnya ke dalam mobil van mereka.