Begitu saya menaruh makanan di meja makan, ada satu proses berdana lagi. Yaitu mereka memberikan nasi putih dan merah yang sudah siap untuk para pengunjung yang ingin berdana makanan langsung ke dalam pata atau mangkuk para Bhikkhu.
Ada enam Bhikkhu hari itu, maka ada enam pata juga. Jadi saya membagi enam porsi nasi yang dimasukkan ke mangkuk mereka sama rata pada setiap mangkuknya.
Setelah saya membagikan nasi, saya lalu memberi dana lagi melalui pikiran saya untuk para leluhur dan kerabat yang telah meninggal dunia. Ini adalah suatu tradisi buddhis yang kita sebut Pattidana.
Proses ini dimulai dari memberi jasa-jasa kebajikan kepada siapa saja atau kepada makhluk hidup lainnya. Setelah melakukan kebajikan, kita bisa berkata dalam hati.
"Semoga kebajikan yang telah saya diperbuat dapat memberikan manfaat dan buah kebahagiaan untuk para leluhur dan kerabat yang telah meninggal". Bila memungkinkan kita bisa sebut nama leluhur atau kerabat kita.
Ada juga para buddhis yang setelah melakukan segala kebajikan di sana atau di mana pun, mereka selalu mengatakan "Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta".
Yang artinya "Semoga semua makhluk berbahagia".
Ucapan itu tidak hanya diucapkan pada saat atau setelah melakukan kebajikan, tetapi bisa kita ucapkan setiap saat di dalam hati. Bisa juga saat kita selesai melakukan puja bakti dan meditasi.