"Anakku, engkau harus mengikuti kata gurumu. Bersahabatlah dengan anak-anak lainnya. Ibu akan menjemputmu pulang saat siang hari."
"Baik Bu." Sambil tersenyum dan merasa senang, gagak kecil masuk ke sekolah.
Setelah induk gagak memastikan anaknya masuk, dia lalu terbang kembali ke rumah.
Dalam sekolah itu, gagak kecil bertemu dengan teman-teman barunya. Dia memperkenalkan diri dengan lainnya. Mereka adalah anak-anak burung kutilang, burung elang, dan angsa.
Begitu mereka melihat penampilan gagak kecil, timbullah rasa sombong dan semua merendahkannya.
"Gagak ini jelek rupa, hitam dan bersuara parau. Kita lebih baik tidak berteman dengannya." Mereka berkata demikian dan memutuskan untuk tidak bergaul dengan si gagak kecil.
Gagak kecil merasa malu dan kecewa. Apa yang dialami tidak sesuai dengan harapannya. Dia merasa dikucilkan hanya karena alasan penampilan fisik.
Akhirnya guru mereka masuk dan mulai mengajar pelbagai pelajaran untuk mereka. Di sana mereka belajar untuk bernyanyi, terbang dan menari.
Anak burung kutilang sangatlah pandai bernyanyi dengan suara yang merdu dan penuh dengan irama. Anak burung elang pandai terbang tinggi ke langit dengan cepat seperti peluru yang ditembakkan dari senapan ke atas. Sedangkan anak angsa sangatlah anggun sewaktu menari dalam semua bentuk tarian.
Dan gagak kecil tidak pandai jika dibandingkan dengan mereka. Dia tidak bisa menyanyi karena suaranya yang parau. Tidak juga untuk terbang tinggi. Apalagi untuk menari karena dia lebih suka untuk meloncat.
Saat itu dia hanya bisa berusaha sebaik-baiknya dalam hal bernyanyi, terbang dan menari.