Mohon tunggu...
William Soumokil
William Soumokil Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Sosial | Interfaith Community

Anak Bangsa I Pecinta Kopi Hitam I Penikmat Film I Penyuka Buku I Tertarik pada Sejarah,Sastra dan Budaya I

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penerbitan Kamus Bahasa Dayak Kanayatn - Indonesia Upaya Melestarikan Bahasa Daerah Kalimantan Barat

3 September 2016   16:20 Diperbarui: 3 September 2016   17:56 1856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kamus Bahasa Dayak Kanayatn-Indonesia (dokpri)

Pada era modern seperti sekarang ‘tempat’ bagi bahasa daerah dirasa mulai tergerus oleh zaman. Image menggunakan bahasa daerah pun dianggap sedikit ‘udik’ dan ketinggalan zaman. Salah satu penyebab punahnya bahasa daerah di suatu tempat adalah dikarenakan oleh bahasa tersebut tidak lagi dituturkan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu faktor penyebab lainnya adalah karena para penutur bahasa daerah tidak lagi mengajarkan bahasa daerah kepada generasi penerusnya. Literatur-literatur dan kepustakaan berbahasa daerah pun masih jarang ditemukan dalam rangka mengabadikan bahasa daerah dari generasi ke generasi.

Usaha untuk melestarikan bahasa daerah yang merupakan bagian dari warisan budaya bangsa yang tak ternilai harganya ini telah pula dilakukan oleh Badan Bahasa Pendidikan dan Kebudayaan yang terus melakukan pemetaan bahasa-bahasa di Indonesia untuk menyelamatkan bahasa-bahasa daerah yang hampir punah. Salah satunya adalah dengan upaya memasukkan pelajaran bahasa daerah ke dalam kurikulum pendidikan atau sebagai Muatan Lokal di sekolah-sekolah agar dapat diperkenalkan dan diajarkan kepada generasi mendatang.

Dalam upaya pelestarian bahasa daerah khususnya bahasa Dayak Kanayatn dialek Ba Ahe Ba Damea maka saat ini buku-buku tersebut sudah dapat ditemukan tersimpan rapi menempati rak-rak buku sekolah di Kabupaten Bengkayang dan terus bergerak ke Kabupaten-kabupaten lainnya siap untuk dilestarikan dengan terus diajarkan dari generasi ke generasi sebagai salah satu warisan budaya bangsa yang tak ternilai harganya.

Salam.

Sumber-sumber :

www.ethnologue.com

www.sil.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun