Dengan pergantian kepemimpinan di Indonesia, maka perjalanan Indonesia bergabung dengan OECD bisa saja berubah haluan dengan berlabuh bersama BRICS Namun, hal yang perlu ditegaskan adalah kemana Indonesia akan berlabuh sifatnya masih cair dan saat ini pemerintahan yang baru akan berusaha mengkaji apa yang menjadi kebutuhan Indonesia yang dapat menjadi parameter untuk meneruskan bergabung dengan OECD atau beralih haluan dengan BRICS.
Namun untuk saat ini kecenderungan Indonesia adalah bergabung dengan OECD yang dimana menurut beberapa laporan di Bulan Mei, Indonesia saat ini sudah mendapatkan dukungan dari 38 negara anggota OECD yang jika pada akhirnya, Indonesia kemungkinan bisa menjadi negara Asia Tenggara pertama yang bergabung pada organisasi ekonomi multilateral bergengsi tersebut.
Bahkan bisa saja Indonesia melahap keanggotaan BRICS dan OECD sekaligus seperti yang dilakukan oleh Brazil yang saat ini juga sedang mengajukan kenggotaan OECD ataupun China dan Afrika Selatan yang saat ini bertindak sebagai partner partisipan dari OECD.
Kembali lagi, hal tersebut tergantung dari bagaimana pemerintahan yang baru ini menyikapi parameter -- parameter yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan Indonesia.
Namun yang jelas, Prabowo dalam pidato kenegaraan pertamanya pasca pelantikan kemarin mengatakan jika Indonesia akan tetap mengadopsi politik luar negeri bebas aktif yang selama ini sudah dianut.
Untuk memberikan gambaran mengenai implementasi dari paham tersebut di pemerintahannya, Prabowo memberikan gagasan "Good Neighbour Policy" yang artinya adalah Indonesia akan berteman dan bersahabat dengan negara manapun di dunia.
"Seribu kawan adalah terlalu sedikit dan satu musuh adalah terlalu banyak" begitulah kalimat yang Prabowo ucapkan dalam menjelaskan kebijakan luar negerinya dalam sebuah perumpamaan.
Selain itu, pemerintahan Prabowo dan Gibran juga akan terus memberikan dukungan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan penuh Palestina dengan Prabowo berjanji akan terus memberikan bantuan -- bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Palestina yang hingga saat ini masih sangat terdampak dari Invasi Israel ke Gaza dan Tepi Barat yang sudah berlangsung selama setahun lebih.
Kemudian, selain berfokus pada kerja sama ekonomi, investasi, dan perdagangan dengan negara lain, Pemerintahan Prabowo dan Gibran juga kemungkinan besar juga akan lebih memperbanyak kerja sama pertahanan dan keamanan.
Semasa menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo memang getol membuat perjanjian -- perjanjian kerja sama pertahanan dengan negara lain seperti misalnya kerja sama pertahanan dengan Australia yang baru saja diteken pada September silam.