Mohon tunggu...
William Gunawan
William Gunawan Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Pundit dan Dokter. Sedang berdomisili di Mandori, Biak-Numfor

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Toko Buku Tutup

17 Januari 2024   16:44 Diperbarui: 17 Januari 2024   16:47 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oleh mereka, seusai berbincang, disarankan kami para pendengar membaca buku. Katanya mulailah dari yang paling ringan sekali. Seingatku, DUNIA SOPHIE. Novel filsafat katanya, tetapi bacalah saja. Tidak berat.


Kuberanikan diri mencari buku itu. Tiga hari menghemat uang bensin dan uang jajan. Kukelilingi semua toko buku yang berada di areal perkotaan. Tidak ada. Saya pelan-pelan menelusuri toko buku di areal Unhas. Tidak mudah dan buku itu alahkah mahal harganya.


***


Kebiasaan berburu buku itu membuka mata saya hari ini. Ingatan penjual buku hanya itu-itu saja. Areal jalan Bulukunyi, Timor, dan Cenderawasih. Bahkan, Gramedia sesekali dijejali bersama Papa di waktu luang. Terakhir, saya tahu bahwa areal Bulukunyi masih menjual buku.


Belum lama ini saya pulang ke Makassar. Menengok orang tua dan anak. Rindu dengan kebiasaan membeli buku. Kuputuskan mencari menggunakan motor.


Pintu beberapa dari mereka sudah tergembok. Papan nama juga hilang. Bahkan, ada yang sudah berpindah sampai akhirnya entah ke mana. Kutelpon beberapa teman untuk menemukannya.


Tidak hanya toko buku yang berpindah. Teman yang dulu menjadi penjaga toko buku kini berpindah menjaga toko buku lain. Alangkah sulitnya mereka bertahan hidup.


Relatif toko buku di kota Makassar hidup di areal kampus. Tamalanrea Unhas dan UNM Malengkeri-Pettarani. Beberapa toko buku itu hidup bersama komunitas. Mereka gondrong, berenergi, dan juga mahir menyebutkan pemikiran dari Jerman, Timur-Tengah, Inggris, dan masih banyak lainnya.


Belakangan kutahu, komunitas itu tumbuh dari semangat mereka sejak kuliah. Hobi mereka dilepasliarkan, berimajinasi produktif, sampai berhasil menumbuhkembangkan komunitas lain. Anak-anak muda yang bisa berpikir. Kemampuan itu harus dikontrol dengan asupan nutrisi bacaan dari buku berkualitas.


Ironi memang mengingat bagaimana hobi bermanfaat ini kurang tersentuh ke sebagain besar anak muda lainnya. Hitung-hitung hobi ini tidak mahal juga tidak murah. Total belanja buku tahun 2023 lebih mahal dibandingkan membeli pakaian. Bahkan, lebih mahal dibandingkan harus liburan. Tetapi, hobi beli buku lebih murah dibandingkan harus menikmati sajian kuliner di rumah makan.


Harga buku dari tahun ke tahun makin menggila harganya. Buku bagus Gramedia paling murah menyentuh harga Rp.80.000 sampai Rp.200.000. Belum jenis buku lain di luar Gramedia. Aplikasi Shoppe misalnya, menjual buku di harga Rp.50.000 sampai Rp.100.000 untuk buku bekas ditambah dengan biaya ongkir. Intinya, harga buku tetap mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun