Mohon tunggu...
Willem Wandik. S.Sos
Willem Wandik. S.Sos Mohon Tunggu... Duta Besar - ANGGOTA PARLEMEN RI SEJAK 2014, DAN TERPILIH KEMBALI UNTUK PERIODE 2019-2024, MEWAKILI DAPIL PAPUA.

1969 Adalah Momentum Bersejarah Penyatuan Bangsa Papua Ke Pangkuan Republik, Kami Hadir Untuk Memastikan Negara Hadir Bagi Seluruh Rakyat di Tanah Papua.. Satu Nyawa Itu Berharga di Tanah Papua..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rapat Kerja Kemenhub: Ilusi KUA PPAS hingga "Dummy" Anggaran

23 Juni 2020   11:15 Diperbarui: 23 Juni 2020   13:00 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami berharap, Indonesia memiliki skema yang jelas dan lebih berdaulat dalam mengelola sumber sumber keuangan Pemerintah, tidak dengan jalan "metodologi" membuat "justifikasi dummy" yang pada awalnya membutakan kita semua, bahkan membuat parlemen ini seolah olah tinggal menjadi "tukang stempel saja", setuju atau tidak setuju, dan tidak membuka ruang perdebatan kritis, mengapa itu dilakukan, padahal ada opsi lainnya yang lebih rasional dan masuk akal, tetapi kebijakan yang menjebak itu selalu saja di ambil, untuk membuat tekanan di DPR "sekedar ajang menekan fraksi-fraksi, bukan dengan niatan menyediakan opsi yang menguntungkan rakyat dan negara".. 

Saya masih mengingat ketika pertama kali, duduk di komisi V DPR RI, pada awal periode Parlemen 2014, tidak lama berselang "lahirlah justifikasi dummy" yang menghipnotis parlemen RI dengan tawaran jalan keluar dari Menkeu Sri Mulyani dengan hadirnya "Tax Amnesti" yang menjanjikan angin surga dana ribuan triliun, namun pada kenyataannya hanya berbentuk pendaftaran aset saja, bahkan kios kios kecil pun ikut terdaftar.. 

Saat ini, metode yang sama kembali di terapkan, dan kali ini parlemen harus berani mengambil sikap kritis, demi menyelamatkan keuangan negara dan masa depan ekonomi Indonesia.. Wa Wa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun