Mohon tunggu...
Wiliams Flavian Pita Roja
Wiliams Flavian Pita Roja Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Bachelor of Philosophy

Sarjana Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Disruption dan Pengaruhnya bagi Ilmu Pengetahuan

5 Juni 2018   21:46 Diperbarui: 5 Juni 2018   22:20 10431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[14] Demikian pemikiran Bacon masuk dalam Filsafat empirisme yang mana menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan yang paling sahih.  

II.3 Auguste Comte

Auguste Comte (1798-1857) adalah penggagas teori positivisme atau filsafat positif. Yang dimaksudkan ialah teori untuk menyusun fakta-fakta empiris. Kata positif di sini diartikan sebagai fakta-fakta yang diamati, faktual, berdasarkan apa fakta lahiriah. Ilmu pengetahuan bagi seorang Comte ialah adalah apa yang bersifat fakta, tentang suatu kenyataan. 

Baginya ilmu pengetahuan  sesungguhnya berbeda-beda, sehingga dibutuhkan cara pandang yang berbeda-berbeda  untuk mempelajarinya. Itulah mengapa dibutuhkan ilmu pengetahuan khusus. Ia kemudian membagi enam ilmu pengetahuan dasar yakni matematika, astronomi, fisika, kimia, biologi, kimia, biologi dan sosiologi.

[15] Dalam urutannya ia melihat bahwa ilmu sosiologi adalah ilmu yang paling tinggi dan positif, karena mempelajari mengenai perilaku manusia sebagai fakta lahiriah yang dapat diamati. Dari sini nampak bahwa kesinambungan antara Bacon dan Comte, yakni penegasan bagwa ciri yang paling mendasar dari ilmu pengetahuan adalah kesetian pada fakta yang dialami.

[16] Namun demikian, seperti yang diungkapkan oleh Michael Polanyi, ilmu pengetahuan hanya menjelaskan apa yang dimiliki manusia. Artinya pengetahuan dapat bersifat terbatas dan keterbatas tersebut berarti dapat keliru. Menghadapi era disruption, maka dituntut kekokohan ilmu pengetahuan untuk menggiring perubahan pada jalur yang benar. 

Seperti contoh yang berikan oleh Chritensen mengenai HBS, pengetahuan butuh inovasi yang disruptif demi menanggapi era ini. Jika tatanan sosial rusak atau terguncang karena peradaban yang merosot, yang mana semua berawal dari keluarga sebagai lembaga primer pembentu karakter, maka inovasi yang disrupif harus diadakan. 

Memang pengalaman adalah sumber pengetahuan yang paling positif, tetapi di satu pihak dibutuhkan integrasi moral, bukan sekedar upaya memenuhi standarisasi akademik. Fenomena tersebut justru yang paling marak. Demi mendapat akreditas A misalnya, perguruan tinggi atau sekolah menengah akan berusaha meningkatkan prestasi dan administrasi yang modern dan profesional. Tapi kebanyakan mengabaikan integrasi moral. Demikian bahwa apa yang disaksikan oleh Fukuyuma dapat menjadi semakin parah pada masa sekarang.

Iv. Refleksi

"Tak ada yang bisa diubah sebelum dihadapi motivasi saja tidak cukup".  Sub judul buku Disruption karya Rhenald Kasali ini merupakan ungkapan yang menggambarkan bahwa era disrupsi bukanlah sebuah bencana yang harus dihindari. Disrubtion dalam konteks ini memang lebih merupakan sebuah inovasi. Ya, inovasi yang menggantikan seluruh sistem lama dengan cara baru. 

"Inovasi memang sejatinya destruktif sekaligus kreatif". Tak jeli membaca peluang akan membuat kita terjebak dalam bayangan ketakutan akan hilangnya apa yang kita anggap paling utama dan berharga. Ilmu pengetahuan adalah salah satu sarana yang amat penting. Kekokohan ilmu pengetahuan di era disrupsi sudah marak digerogoti dengan fenomena ijazah palsu, menggunakan jasa pembuat karya tulis dan lain-lain. Akhirnya pendidikan hanya merupakan formalitas untuk memperoleh nilai dan mendapatkan bukti kelulusan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun